Soal Zona Rendah Emisi, Pemda Jakarta: Kita Belajar dari Buenos Aires

4 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Jakarta dan berbagai institusi nasional dan internasional seperti C40 Cities, Breathe Cities, dan akademisi dari kawasan Asia Tenggara berupaya memperluas kawasan Low Emission Zone (LEZ) atau Kawasan Rendah Emisi Terpadu (KRE-T). Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretariat Daerah Jakarta Afan Adriansyah Idris mengatakan lembaganya berfokus mempercepat target pengurangan emisi. Salah satu caranya lewat pengembangan area kawasan rendah emisi.

“Kita menargetkan pengurangan emisi sebesar 30 persen pada 2030. Dengan kebijakan yang lebih ambisius, pengurangan bisa mencapai 50 persen," katanya dalam keterangan tertulis pada Kamis, 24 April 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk mengejar target emisi nol bersih net zero emission pada 2050—10 tahun lebih cepat dari target nasional—Afan menyebut Jakarta bisa belajar dari kota besar seperti Buenos Aires. Ibu kota Argentina itu dianggap berhasil menerapkan kawasan rendah emisi secara bertahap melalui sosialisasi yang akhirnya mengubah perilaku masyarakat. Sebagian besar para pengguna kendaraan pribadi di sana beralih ke transportasi umum.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Asep Kuswanto, mengatakan Jakarta memiliki dua contoh kawasan rendah emisi, yaitu Kota Tua dan Tebet Eco Park. Perluasan area rendah emisi, kata dia, bukan hanya hanya soal jumlah, namun juga manfaatnya.

“Kawasan rendah emisi itu sendiri sejatinya untuk memenuhi kebutuhan mobilitas sehari-hari warga Jakarta, dengan memperhatikan kenyamanan, kesehatan, dan keamanan,” ucap dia.

Direktur Center for Innovation in Transportation (CENIT) Sergi Sauri Marchan mengatakan sejumlah kebijakan Jakarta sudah sejalan dengan pengembangan sektor Kawasan Rendah Emisi Terpadu (KRE-T). Aturan pengendalian emisi itu mencakup low emission zone, kebijakan ganjil-genap kendaraan,Transit-oriented Development (ToD), larangan pembakaran sampah terbuka atau open dumping, serta Program Kampung Iklim (ProKlim).

“Investasi infrastruktur seperti stasiun pengisian kendaraan listrik dan jalur sepeda juga penting dilakukan, sambil terus melakukan edukasi berkelanjutan,” kata Sergi.

Read Entire Article
Parenting |