TEMPO.CO, Jakarta - Keracunan makanan terjadi ketika makanan yang dikonsumsi telah tercemar. Jika makanan yang terkontaminasi masuk ke dalam sistem pencernaan, tubuh bisa terkena paparan bakteri seperti E. coli, Salmonella, Botulisme, Campylobacter, dan Listeria.
Paparan bakteri ini dapat menimbulkan gejala seperti perut kembung, mual, muntah, atau diare. Karenanya, penting untuk segera menangani kondisi ini dengan tepat agar tidak membahayakan kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, belasan siswa Sekolah Menengah Pertama PGRI Cianjur keracunan diduga akibat mengonsumsi makanan program Makan Bergizi Gratis atau MBG, Selasa, 22 April 2025. Para korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Sayang Cianjur.
Adapun, sebanyak 52 siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Cianjur juga sempat menderita keracunan setelah menyantap makanan MBG. Seorang petugas Bintara Pembina Desa mencatat ada 13 siswa SMP PGRI Cianjur yang secara bertahap masuk ke RSUD Sayang Cianjur untuk mendapatkan perawatan. Seluru siswa dilaporkan sudah keluar dari rumah sakit.
Sementara pengurus Yayasan Khasanah Ibu Bahagia yang menaungi SPPG Limbangansari, Ridwan Abdullah, mengatakan bahwa MBG untuk SMP PGRI Cianjur dan MAN 1 Cianjur dipasok dari dapur umum yang sama. Ridwan menyampaikan bahwa saat ini produksi disetop sementara untuk seluruh pasokan ke sekolah-sekolah.
"Ya, disetop sementara produksi makanan untuk semua sekolah yang dipasok dari SPPG Limbangansari. Kami masih menunggu hasil uji dari Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Cianjur," ujar Ridwan saat dihubungi Tempo, Selasa, 22 April 2025.
Lebih lanjut, dihimpun dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi keracunan makanan.
1. Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
Dikutip dari yankes.kemkes.go.id, tubuh akan kehilangan banyak cairan setelah mengalami diare dan muntah akibat dari keracunan makanan. Karenanya, Anda perlu mengembalikan cairan yang hilang ini dengan minum lebih banyak air untuk mencegah dehidrasi. Selain minum air putih, minumlah minuman elektrolit atau sup hangat untuk mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh anda. Minumlah secara perlahan agar tidak mual.
2. Konsumsi Jahe, Mint atau Teh
Anda dapat mengonsumsi jahe untuk meredakan mual dan sakit perut. Air jahe memiliki efek menenangkan untuk saluran pencernaan. Selain jahe, keracunan makanan juga bisa diatasi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung probiotik seperti yoghurt.
Mint juga dapat menjadi ramuan yang menurut para praktisi pengobatan tradisional dapat menenangkan perut. Adapun, minum teh juga dapat membantu Anda tetap terhidrasi saat sakit.
3. Istirahatkan Tubuh
Dilansir dari WebMD, istirahat merupakan salah satu cara untuk membantu tubuh Anda sembuh dari keracunan makanan. Cukup beristirahat sampai kondisi Anda membaik. Hindari makan dan minum selama beberapa jam setelah gejala muncul. Setelah itu, mulailah dengan makanan yang ringan dan hambar, seperti kerupuk, serta minuman elektrolit untuk membantu menggantikan cairan tubuh.
4. Menambahkan Probiotik ke Makanan Anda
Probiotik merupakan organisme yang membantu menjaga bioma usus. Setiap orang memiliki bakteri yang hidup di dalamnya sepanjang waktu. Beberapa di antaranya adalah bakteri baik, dan beberapa di antaranya adalah bakteri jahat.
Keracunan makanan dapat merusak keseimbangan bakteri baik dan jahat di usus Anda. Mengambil probiotik dapat mengembalikannya ke keseimbangan. Mereka juga dapat memperkuat usus Anda untuk melindungi dari penyakit bawaan makanan di masa depan.
5. Hindari Mengonsumsi Obat Tanpa Resep Dokter
Salah satu gejala keracunan makanan adalah diare. Kendati demikian, mengonsumsi obat diare ketka keracunan makanan tidak dianjurkan. Pada saat mengalami keracunan makanan sebaiknya hindari obat antidiare seperti loperamide. Sebab, mengonsumsi obat diare sebenarnya dapat memperparah gejala keracunan.
Selain itu, gejala diare akibat keracunan makanan tidak selalu memerlukan pengobatan dengan antibiotik. Ini karena antibiotik tidak mengobati keracunan makanan yang disebabkan oleh virus atau parasit. Apabila gejala tersebut memerlukan pengobatan dengan antibiotik, dianjurkan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Deden Abdul Aziz dan Rindi Ariska berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Ketahui 6 Bakteri Biang Penyebab Keracunan Makanan