Ajakan Hidup Berkelanjutan di Acara Rubik

5 hours ago 2

Info Event- Sejumlah tokoh mengajak orang muda berkreasi dan berkontribusi mengambil sikap dan aksi demi keberlangsungan bumi, di acara Ruang Bicara Kreatif (Rubik), Depok, Kamis (16 Oktober lalu. Serangkaian program, dirancang untuk menumbuhkan kesadaran dan mendorong aksi nyata menjaga bumi tetap lestari, itu digelar di kampus FISIP UI.

“Masa depan tidak hanya bergantung pada elite atau korporasi, tapi juga pada pilihan-pilihan kecil yang kita lakukan hari ini dan besok,” kata CEO PT Info Media Digital (Tempo Digital) Wahyu Dhyatmika saat membuka acara. Dia menyampaikan pentingnya peran individu dalam menjaga keberlanjutan.

Rubik kali ini mengusung semangat Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai benang merah. Ada talkshow, paparan Monologic, hingga ada kelas pelatihan yang dirancang memberi contoh bagaimana setiap pilar SDGs dapat diterjemahkan dalam tindakan nyata, mulai dari ekonomi yang inklusif, kesempatan yang setara, hingga kehidupan sehat dan sejahtera.

Ada pula kehadiran empat jurnalis Tempo Stefanus Pramono, Raymundus Rikang, Hussein Abri, dan Francisca Christy dalam “Wrap-up Satu Tahun Pemerintahan Prabowo.” Dipandu host Yudha Iqbal, mereka berbagi pandangan seputar dinamika pemerintahan selama satu tahun terakhir dalam obrolan santai jenaka berisi intisari beberapa liputan Tempo yang ditutup tanya-jawab.

Berikut para tokoh dan pesan-pesan yang mereka sampaikan di talkshow yang dipandu Talitha Dwitiyasih, Senior Climate Specialist Think Policy, mengulas bagaimana pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pelestarian lingkungan dan pemerataan sosial:

Rezal Kusumaatmadja - Presiden Komisaris PT Rimba Makmur Utama (RMU)

:

Setelah memutar video bagaimana PT RMU menciptakan inisiatif aksi ekonomi restoratif di proyek Tampelas, Rezal menekankan pentingnya membangun sistem ekonomi yang tidak hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memulihkan ekosistem. “Kalau kita bisa menjaga tanah kita dengan langkah sekecil apapun, Insyaallah kita bisa selamat,” ujarnya.

Di pelosok Tampelas, PT RMU membuat rantai pasok albumin dari ikan gabus dengan membangun pabriknya melalui pendekatan ramah komunitas, menyesuaikan dengan pemanfaatan lahan gambut, dan memasang pembangkit listrik tenaga surya. Proyek ini membangun dan melibatkan komunitas penduduk sejak awal sebagai penerima manfaat langsung dari kegiatan ekonomi yang dilaksanakan.

Fiorentina Refani, Director of Socio-Bioeconomy Studies CELIOS

Kesadaran akan keberlanjutan perlu dimulai dari lingkup terkecil. “Bangun kesadaran di basis terkecilmu dulu, baru kita ngomong isu. Kita bergerak dari kesadaran kolektif,” tuturnya.

Adapun tiga narasumber inspiratif program Bakti BCA membawa tema “From Zero to Hero”:

Muhammad Ginto, MUA Tuli Bakti BCA

Ginto membawakan cerita “Dari Keterampilan Tumbuh Kesetaraan,” tentang perjalanan menemukan ruang berekspresi dan mandiri melalui keterampilan yang ia tekuni.

Iklan

Bathara Saverigadi, Choreographer & Creative Director

Membawa tema “Suara Anak Muda di Panggung Budaya,” Bathara berbagi pandangan tentang pentingnya melestarikan budaya di tengah arus modernitas. 

Ir. Ciptaningtyas, Ketua Pengelola Desa Wisata Pentingsari

Pariwisata yang tumbuh bersama masyarakat menjadi cerita Ciptaningtyas. “Kalau kita bisa bermanfaat untuk diri sendiri dan keluarga itu biasa, tapi kalau kita bisa bermanfaat untuk orang lain dan masyarakat, itu baru luar biasa,” ujarnya.

Penampilan musisi Bilal Indrajaya menutup sesi di panggung utama. Kegiatan berlanjut dengan dua kelas Creative Lab:

Stefanus Pramono, Jurnalis Tempo

Diskusi “Dasar-Dasar Jurnalistik ala Tempo” dibawakan Uncle Pram dengan duduk santai di taman terbuka di tengah kompleks kampus FISIP UI, ketika matahari sore tidak panas lagi. Ia berbagi cerita dengan sejumlah mahasiswa dalam sesi akrab eksklusif tentang cara jurnalis bekerja dalam mengolah data dan peristiwa menjadi berita yang dapat dipercaya, terutama di tengah banjir informasi saat ini. 

Irfan Taufikurrahman Baskoro, Program Officer Mindworks

Diskusi “Green Jobs as the Future of Work” memberi wawasan baru tentang arah dunia kerja masa kini dan depan. “Secara global, pencari kerja yang memiliki keterampilan atau latar belakang di bidang hijau (green skills) memiliki peluang 54,6 persen lebih besar untuk diterima bekerja,” ujarnya. Peserta diajak mengenali potensi diri mereka melalui diskusi interaktif, sekaligus memahami bahwa peran kecil yang dijalankan hari ini bisa membawa dampak besar bagi masa depan yang berkelanjutan.

Sepanjang hari, kegiatan juga diwarnai dengan bazar UMKM mahasiswa yang menampilkan berbagai produk kreatif. Peserta juga mendapat akses berlangganan Tempo Plus secara gratis sebagai bentuk apresiasi dan dorongan untuk terus mengikuti isu-isu publik melalui jurnalisme independen dan konstruktif Tempo.

Rubik kedua di Universitas Indonesia ini menjadi langkah Unframed, yang diluncurkan di gelaran Rubik perdana di Universitas Hasanuddin Makassar, dalam menghadirkan ruang diskusi dan inspirasi bagi anak muda. Sebagai media alternatif dari Tempo Media Group yang ditujukan untuk anak muda kalcer, Unframed terus berupaya menghadirkan informasi yang valid, bebas, dan berani. Unframed dapat diikuti di Instagram dan TikTok melalui akun @unframed.it, serta di YouTube lewat kanal UNFRAMEDIT. (*)

Read Entire Article
Parenting |