Analis Pasar Uang Prediksi Rupiah Senin Bakal Menguat

7 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memprediksi nilai tukar rupiah akan berada di rentang Rp 16.140-Rp 16.220 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin, 26 Mei. “Perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat, 23 Mei 2025.

Nilai tukar rupiah ditutup menguat pada level Rp 16.217 per dolar AS pada perdagangan Jumat sore, 23 Mei 2025. Rupiah menguat 110 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.327 per dolar AS. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ibrahim mengatakan ada sejumlah sentimen global dan domestik yang memengaruhi pergerakan rupiah awal pekan depan. Dari luar negeri, keputusan Parlemen AS meloloskan Rancangan Undang-Undang Pemotongan Pajak menjadi salah satu penyebab pelemahan dolar. 

Ia mengatakan, berdasarkan Congressional Budget Office, RUU yang dijuluki “One Big Beautiful Bill” itu diproyeksikan akan menambah utang nasional sekitar US$ 3,8 triliun selama dekade berikutnya. 

Penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh keputusan lembaga pemeringkatan kredit Moody’s yang memangkas peringkat utang AS dari Aaa menjadi Aa1. Pemangkasan peringkat utang ini disebabkan oleh beban utang dan biaya bunga yang melampaui negara-negara lain.

Faktor lainnya juga dipengaruhi sikap para negosiator perdagangan AS yang mendesak Uni Eropa untuk mengurangi tarif sepihak atas barang-barang impor. Mereka menyatakan negara-negara dalam blok itu tidak bisa mengikuti perundingan untuk menghindari tarif resiprokal tambahan sebesar 20 persen. 

Ibrahim mengatakan para investor juga memantau putaran kelima pembicaraan Iran dengan Amerika Serikat mengenai program nuklir. Negara yang dipimpin Masoud Pezeshkian itu bersikeras untuk bisa melakukan pengayaan uranium sedangkan AS menuntut pemberhentian total aktivitas itu. “Investor dengan hati-hati menunggu pembaruan tentang putaran kelima negosiasi nuklir antara Iran dan Amerika Serikat,” ujar dia. 

Dari dalam negeri, penguatan rupiah dipengaruhi pertumbuhan uang beredar (M2) sebesar 5,2 persen secara year on year pada April 2025. Adapun pertumbuhan M2 pada bulan sebelumnya sebesar 6,1 persen, tercatat Rp 9.390,0 triliun.

Ibrahim juga menyoroti pertumbuhan ekonomi lain seperti penyaluran kredit sebesar 8,5 persen secara year on year pada April 2025. Selain itu juga tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang mengalami kontraksi sebesar 21 persen secara year on year setelah sebelumnya mengalami penurunan sebesar 8,7 persen. Kemudian juga pertumbuhan aktiva luar negeri sebesar 3,6 persen setelah pada Maret 2025 bergerak 6,0 persen.

Selain itu juga pertumbuhan uang primer (M0) sebesar 13 persen pada April 2025 setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 21 persen. Ibrahim mengatakan perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang kartal yang diedarkan sebesar 7,3 persen secara year on year dan giro bank umum di Bank Indonesia adjusted 9,9 persen.

Read Entire Article
Parenting |