Apa yang Menentukan Nilai Sebuah Mata Uang di Pasar Global?

1 month ago 48

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar mata uang menjadi cerminan kepercayaan pasar terhadap kekuatan ekonomi, kebijakan pemerintah, dan stabilitas politik suatu negara. Dalam pasar valuta asing yang bergerak cepat, fluktuasi nilai tukar bisa terjadi setiap menit, dipengaruhi oleh data ekonomi, keputusan bank sentral, sentimen pasar, hingga krisis geopolitik. Di balik naik-turunnya nilai tukar, ada serangkaian faktor fundamental yang mempengaruhi pergerakan kurs.

Dikutip dari laman Tasty Fx dan Investopedia, berikut lima faktor utama yang menentukan nilai sebuah mata uang di pasar global:

1. Suku Bunga

Suku bunga menjadi salah satu pendorong utama kekuatan mata uang. Suku bunga yang ditetapkan bank sentral menjadi magnet utama bagi investor. Semakin tinggi suku bunga, semakin besar imbal hasil yang ditawarkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Besaran suku bunga ini menarik aliran modal asing yang otomatis memperkuat nilai mata uang. Sebaliknya, suku bunga rendah cenderung melemahkan mata uang karena investor memilih mencari keuntungan di negara lain.

Ekspektasi pasar juga memainkan peran penting. Ketika muncul spekulasi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga, nilai mata uang bisa menguat bahkan sebelum kebijakan itu resmi diumumkan.

2. Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi juga menjadi barometer penting dalam menentukan nilai mata uang. Negara dengan inflasi rendah cenderung memiliki mata uang yang kuat karena daya beli masyarakatnya relatif terjaga.

Sebaliknya, inflasi tinggi dapat menggerus nilai mata uang karena harga-harga naik, biaya produksi meningkat, dan minat investor asing pun menurun. Negara dengan inflasi terkontrol sering kali punya mata uang yang lebih kuat dibanding negara dengan inflasi tinggi.

3. Tingkat Pengangguran

Pengangguran yang tinggi menjadi sinyal buruk bagi ekonomi. Semakin banyak orang yang kehilangan pekerjaan, semakin rendah kepercayaan pasar pada mata uang negara tersebut. Sebaliknya, angka pengangguran yang rendah menunjukkan ekonomi sehat, meningkatkan daya tarik investasi, dan mendongkrak nilai tukar.

Konsumsi yang stabil dan permintaan domestik yang kuat mendukung pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya memperkuat mata uang. Sebaliknya, lemahnya daya beli masyarakat berisiko memperlambat pertumbuhan ekonomi, menurunkan daya tarik negara tersebut di mata investor asing, dan memicu pelemahan nilai tukar.

4. Kinerja Ekonomi

Kinerja ekonomi suatu negara menjadi fondasi utama kekuatan mata uang. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang sehat mencerminkan perekonomian yang dinamis, menarik investor asing, dan mendorong permintaan terhadap mata uang domestik.

Negara dengan sektor ekspor yang kuat juga biasanya memiliki nilai tukar yang stabil karena permintaan terhadap barang dan jasa mereka di pasar internasional menciptakan kebutuhan untuk menukar mata uang asing dengan mata uang lokal.

Sebaliknya, negara dengan defisit neraca berjalan yang besar atau utang publik yang tinggi cenderung menghadapi tekanan pada nilai tukarnya. Ketika pengeluaran negara lebih besar dari pemasukan, pemerintah harus mencari pembiayaan yang dapat memicu inflasi atau pelemahan mata uang. 

5. Stabilitas Politik

Kestabilan politik menciptakan kepastian yang menjadi faktor penting bagi investor global. Negara yang stabil secara politik lebih menarik bagi investor dibanding negara yang rawan konflik atau gejolak politik. Sebaliknya, ketidakpastian politik, konflik, atau kebijakan yang tidak konsisten dapat memicu pelarian modal asing dan pelemahan mata uang.

Isu geopolitik juga mempengaruhi. Ketegangan di kawasan tertentu dapat mempengaruhi hubungan dagang, arus ekspor-impor, dan pada akhirnya mempengaruhi nilai tukar mata uang negara tersebut.

Read Entire Article
Parenting |