Astronaut NASA Siap Terbang Bersama Starliner Lagi Meski Pernah Dibuat Terdampar di ISS

6 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Astronaut NASA Suni 'Sunita' Williams dan Barry 'Butch' Wilmore keduanya mengatakan bersedia mengawaki kapsul antariksa Boeing, Starliner, lagi. Mereka menyatakan itu meski kapsul mengalami sejumlah isu teknis pada misi berawak pertamanya pada Juni tahun lalu.

Ujung dari permasalahan itu adalah Williams dan Wilmore yang menjadi 'terdampar' di Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama sembilan bulan, dari misi awal yang hanya delapan hari. Williams dan Wilmore baru kembali ke bumi menumpang kepulangan awak misi Crew-9 SpaceX ke ISS pada 18 Maret 2025 lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dan pada konferensi pers 31 Maret lalu, keduanya menyatakan bersedia terbang kembali bersama Starliner lagi jika memang ada kesempatan untuk itu. "Ya, karena kami akan memperbaiki seluruh isu yang kami hadapi," kata Williams dalam video konferensi pers itu dan diberitakan Space.

Konferensi pers setelah kepulangan awak misi Crew-9 SpaceX pada 31 Maret 2025. Awak misi itu adalah Nick Hague (paling kiri) dan Aleksandr Gorbunov (tidak hadir). Dua lainnya adalah Suni Williams dan Barry Wilmore, Crew Flight Test Starliner, yang menumpang pulang bersama Nick dan Aleksandr. YouTube/NASA

Dia menyatakan akan memperbaikinya. Dia yakin misi itu akan berhasil. Alasannya adalah adanya komitmen penuh dari Boeing dan juga NASA. "Dan dengan itu, saya akan segera melangkah menaikinya."

Wilmore menambahkan bahwa Starliner adalah pesawat antariksa yang hebat dan memiliki banyak kemampuan yang tidak ada pada pesawat antariksa lainnya. "Melihatnya sukses dan menjadi bagian dari program itu adalah penghargaan bagi saya," katanya dalam video yang sama.

Williams dan Wilmore mengirim pesan dalam konferensi pers itu kalau mereka akan melanjutkan keterlibatan dalam program Starliner. Menurut keduanya, mereka akan segera bertemu dengan eksekutif Boeing untuk mendiskusikannya. 

Telah sejak di luar angkasa, Wilmore dan Williams telah berulang kali menyanggah komentar 'ditelantarkan' dan 'terjebak' di ISS. Mereka menjelaskan bahwa misi yang diperpanjang sudah menjadi bagian dari pekerjaan sebagai astronaut. "Kami tidak merasa ditelantarkan, kami tidak merasa terjebak, kami tidak merasa tertahan," kata Wilmore pada Februari lalu menanggapi pertanyaan tentang pernyataan-pernyataan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Terpisah, Manajer Program Kru Komersial NASA Steve Stich mengatakan kalau pihaknya masih memetakan secara hati-hati langkah berikutnya dari Starliner.  Stich termasuk menunjuk kepada evaluasi atas sistem helium kapsul antariksa itu yang sempat mengalami kebocoran dalam misi berawak pertamanya yang lalu.

"Kami sudah memiliki beberapa kandidat seals yang akan kami gunakan. Kami akan masuk ke beberapa pengujian yang dijadwalkan pada musim panas dengan apa yang kami sebut sebuah 'integrated doghouse' di White Sands (sebuah fasilitas uji milik NASA di New Mexico)," ujar Stich dilansir Space pada 20 Maret lalu. 'Doghouse' adalah istilah yang digunakan NASA dan Boeing untuk thruster pods di modul servis Starliner.

Boeing Starliner berlabuh di Stasiun Luar Angkasa Internasional selama Uji Terbang Awak pada tahun 2024. Foto: NASA
 
Pengujian itu akan menjadi fase penting dari rencana penerbangan Starliner berikutnya. Stitch menegaskan NASA harus memastikan kebocoran helium tak terulang. Begitu juga dengan isu pada model servis thruster yang mempengaruhi sistem kendali reaksi Starliner--sistem yang dibutuhkan saat manuver halus seperti saat docking di ISS--harus sudah teratasi.

NASA belum memutuskan apakah penerbangan Starliner berikutnya--kapan pun itu--akan disertai kru astronaut atau tidak. Tapi, kalaupun tidak, NASA ingin kapsul berkemampuan membawa awak, "Yang artinya seluruh sistem sudah berjalan baik," kata Stich.

NASA, dia melanjutkan, berencana memberi sertifikasi operasional untuk Starliner begitu tahap penerbangan selanjutnya itu sudah berhasil dilalui. "Kami benar-benar membutuhkan Boeing untuk rotasi misi antariksa berawak yang menggunakan Dragon SpaceX," katanya.

Read Entire Article
Parenting |