Panitia SNPMB Curigai Kecurangan UTBK Melibatkan Jaringan Teroganisir

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 Eduart Wolok menyampaikan pihaknya mencurigai ada jaringan terorganisir dalam modus-modus kecurangan Ujian Tes Berbasis Komputer atau UTBK SNBT 2025. Menurut dia, kecurangan yang dilakukan peserta UTBK tahun ini bukan hanya sekadar karena peserta tersebut ingin lulus tes, melainkan ada kepentingan lain.

“Ini sudah seperti apa ya, modus-modus yang canggih dan memanfaatkan teknologi seperti ini. Kami melihatnya ini ada kepentingan lain. Karena sudah sampai mencuri soal dan sebagainya,” kata Eduart saat dihubungi, Senin, 28 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Eduart mengatakan panitia SNPMB telah melakukan investigasi atas berbagai kasus kecurangan yang terjadi di beberapat tempat UTBK. Dia juga menyebut pihaknya telah menganalisa data-data anomali yang terjadi selama proses UTBK berlangsung.

“Kami masih terus menganalisa. Kami masih menimbang-nimbang apakah perlu melibatkan pihak berwajib atau tidak. Karena ini bukan bicara soal kecurangan biasa. Sudah mengarah pada tindak kejahatan,” kata Eduart.

Sebelumnya, Eduart Wolok sempat membeberkan kecurangan dilakukan dalam pelaksanaan UTBK tahun ini memanfaatkan berbagai perangkat dan teknologi canggih, mulai dari remote desktop, kamera tersembunyi di behel gigi, hingga alat komunikasi yang diselipkan di sepatu dan kuku.

“Modusnya beragam. Ada yang menggunakan hardware, software, hingga kamera tersembunyi. Bahkan ada kamera yang dipasang di ikat pinggang, kancing baju, hingga behel gigi,” kata Eduart dalam konferensi pers secara daring, Jumat, 25 April 2025.

Menurut dia, sejak hari pertama UTBK pada 23 April 2025, panitia telah mencatat sembilan kasus kecurangan. Sehari berikutnya, jumlahnya bertambah lima kasus. Meski angka itu hanya sekitar 0,0071 persen dari total peserta, Eduart mengatakan pihaknya tidak menganggap sepele. “Kami mengecam cara-cara seperti ini dan akan mengambil tindakan tegas,” ujar Eduart.

Panitia, kata Eduart, telah mengantisipasi potensi kecurangan sejak jauh hari. Namun teknologi yang terus berkembang membuat upaya manipulasi ujian menjadi lebih canggih dan sulit terdeteksi secara kasat mata. Karena itu, ia mendorong seluruh pusat UTBK di perguruan tinggi negeri memperketat pengawasan.

“Penggunaan metal detector saja sekarang tidak cukup. Harus ada SOP tambahan untuk pemeriksaan ruang transit dan barang bawaan peserta,” kata Eduart.

Mereka yang ketahuan berbuat curang, kata Eduart, akan langsung didiskualifikasi dari seluruh proses seleksi nasional. Tak hanya peserta, pihak internal atau panitia yang terbukti terlibat akan dikenai sanksi tegas.

Eduart menegaskan tidak ada kebocoran soal seperti yang beredar di media sosial. Ia menjelaskan soal UTBK dibuat dalam lebih dari 23 set berbeda dan tidak diunggah ke internet. Jika ada unggahan soal yang tersebar di media sosial, menurut Eduart hal itu lebih mungkin merupakan hasil jepretan dari dalam ruang ujian dan tidak berlaku untuk sesi lain.

“Tidak ada satu pun soal yang sama antara sesi dan hari yang berbeda. Kalau pun ada soal yang serupa, itu adalah anchor untuk penyesuaian standar antarsesi,” kata Eduart.

Read Entire Article
Parenting |