Prabowo Minta Menteri Kabinet Merah Putih Tak Membuat Gaduh

7 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, Presiden Prabowo Subianto mengimbau menteri kabinet Merah Putih menghindari menyampaikan komunikasi publik yang bisa membuat kegaduhan. Prabowo, kata Prasetyo, meminta para menteri untuk berhati-hati dalam berbicara.

"(Para menteri) juga diminta berbicara tidak menimbulkan perasaan tidak enak kepada pihak lain, kepada institusi lain, dan terutama kepada masyarakat," kata dia di Kompleks Istana Kepresiden, Jakarta Pusat, Jumat, 23 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prabowo, kata Prasetyo, meminta para menteri untuk fokus bekerja dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Meski begitu, Prasetyo mengatakan, Prabowo tidak akan melakukan reshuffle kabinet bila ada menteri yang melanggar imbauan itu. Sebab, biasanya bentuk pelanggaran komunikasi publik itu tidak berkorelasi dengan kinerja. 

"Belum tentu sesuatu yang disampaikan kurang pas itu sudah pasti kinerjanya tidak baik. Artinya nggak langsung melanggar kemudian akan dilakukan reshuffle, enggak seperti itu," kata dia. 

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjadi sorotan publik setelah mengeluarkan pernyataan yang dianggap kontroversial. Menteri Kesehatan di era Joko Widodo dan Prabowo Subianto tersebut menyatakan besaran gaji juga bisa menjadi tolak ukur kepintaran dan kesehatan seseorang. 

"Kalau dia enggak sehat dan pintar tidak mungkin gajinya Rp 15 juta, pasti Rp 5 juta," kata Budi Gunadi dalam sebuah dalam sebuah forum diskusi tentang Visi Kesehatan Era Prabowo di Jakarta, Sabtu, 17 Mei 2025. "Nah sekarang tantangannya gimana caranya menaikkan dari Rp 5 juta ke 15 juta di 2045."

Sebelum mengeluarkan pernyataan kontroversial tersebut, Budi juga membuat heboh publik lantaran menyebut laki-laki yang memakai celana jeans ukuran 33 berpotensi lebih cepat meninggal dunia. Sebab, menurut dia, kondisi tersebut mengindikasikan seseorang mengalami obesitas, yang dikaitkan dengan risiko kematian lebih tinggi.

Hendrik Khoirul Muhid, Dede Leni, Dinda Shabrina, dan Dewi Nurita berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Parenting |