Respons Kemhan Soal Klaim TPNPB OPM Bunuh Intel TNI

1 week ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyatakan bahwa klaim yang menyebut korban tewas akibat serangan dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM di Yahukimo, Papua, sebagai agen intelijen adalah bentuk propaganda yang bertujuan untuk mendiskreditkan pemerintah dan TNI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Biro Informasi dan Humas Kementerian Pertahanan Frega Wenas mengimbau semua pihak untuk lebih jeli dalam menyikapi narasi yang mengandung disinformasi dan malinformasi. Sebabnya, korban sebenarnya adalah warga sipil yang tengah melakukan aktivitas penambangan emas ilegal.

"Jadi propaganda yang dilakukan dengan menyebutkan bahwa itu adalah agen intelijen dari TNI itu sama sekali tidak benar," kata Frega di Kantor Kemhan, Jakarta, Kamis, 10 April 2025, dikutip dari Antara.

Menurut dia, keberadaan TNI di Papua merupakan wujud kehadiran negara melalui berbagai pendekatan, seperti peningkatan kesejahteraan, pendidikan, ekonomi, dan keamanan. Kehadiran TNI tersebut juga ditujukan sebagai respons terhadap aktivitas KKB atau OPM (Organisasi Papua Merdeka).

"Kami menginginkan Papua itu yang sejahtera sama seperti provinsi-provinsi lain yang ada di Indonesia," kata dia.

Menurut dia, narasi yang disampaikan KKB tentang TNI harus diluruskan. Sebab mereka menyampaikan narasi ke pihak-pihak luar negeri, baik individu maupun organisasi sipil untuk menyebarkan propaganda.

"Jangan sampai nanti karena ada propaganda, ada pernyataan yang menggunakan video, dokumentasi kemudian disebarluaskan ke luar negeri terbentuk opini seakan-akan itu adalah benar," katanya.

TPNPB OPM Klaim Bunuh Intel TNI

Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) mengklaim telah membunuh satu anggota intelijen TNI di Korowai, Papua. "(Kami) berhasil melakukan pembunuhan terhadap satu anggota TNI yang menyamar sebagai pendulang emas ilegal di Kali Merah, Korowai, Yahukimo," kata juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom dalam keterangan resmi pada Kamis, 10 April 2025.

Ia menjelaskan, pembunuhan itu dilakukan oleh pasukan TPNPB OPM Kodap XVI Yahukimo yang dipimpin oleh Mayor Semut B Sobolim. Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu, 9 April 2025, sekitar pukul 13.00-13.40.

"Kami menyatakan pendulang emas, PNS, guru-guru, dan tenaga kesehatan yang berada di wilayah konflik bersenjata di tanah Papua adalah bagian dari militer pemerintah Indonesia yang menyamar sebagai pekerja sipil," tutur Sebby. 

Oleh sebab itu, pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo menyatakan siap mengeksekusi mati siapa pun yang menyamar sebagai tukang ojek, pendulang emas, tukang bangunan, dan lainnya di wilayah konflik bersenjata. Sebab, kata Sebby, mereka adalah bagian dari agen intelejen militer pemerintah Indonesia yang menyamar sebagai pekerja sipil untuk memata-matai.

Sebby mengatakan, pembunuhan 11 anggota intelijen militer pemerintah Indonesia dan tiga orang yang luka-luka di Kali Silet, Yahukimo, sejak 6 hingga 8 April 2025 sebagai peringatan penting. Ancaman itu dilayangkan kepada semua pekerja tambang ilegal di Papua agar segera angkat kaki.

"Karena kami meyakini Anda (mereka) adalah bagian dari pasukan cadangan militer pemerintah Indonesia yang dikirim ke tanah Papua," ujar Sebby. Hingga kemarin, anggota TPNPB telah mengeksekusi mati 17 penambang.

Antara dan Amelia Rahima Sari berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Parenting |