Benarkah Penggunaan Gadget pada Lansia Bisa Mencegah Daya Pikir Menurun?

11 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Selama ini kekhawatiran penggunaan smartphone, gadget, dan perangkat digital lainnya dapat menyebabkan demensia di usia lanjut telah berkembang luas di masyarakat. Istilah seperti digital dementia pun mulai populer, menggambarkan dugaan penurunan fungsi kognitif akibat terlalu sering menatap layar. Namun hasil riset terbaru justru membantah anggapan tersebut.

Dilansir dari The Guardian, sebuah analisis terhadap berbagai studi yang telah dipublikasikan sebelumnya menemukan bahwa penggunaan perangkat digital oleh lansia justru berkaitan dengan mengurangi risiko penurunan fungsi kognitif.

Penelitian ini melibatkan lebih dari 400.000 orang berusia di atas 50 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa kelompok yang secara rutin menggunakan teknologi digital mengalami penurunan kemampuan kognitif yang lebih lambat dibandingkan dengan mereka yang jarang menggunakan teknologi tersebut.

Meski demikian, para peneliti belum dapat memastikan apakah penggunaan teknologi secara langsung membantu mencegah penurunan fungsi otak atau justru mereka yang memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik memang cenderung lebih aktif menggunakan perangkat digital. Namun temuan ini setidaknya mempertanyakan klaim bahwa waktu yang dihabiskan di depan layar menjadi penyebab utama terjadinya digital dementia.

“Bagi generasi pertama yang terpapar teknologi digital, penggunaannya justru dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih baik,” kata Jared Benge, seorang neuropsikolog klinis di Comprehensive Memory Center, UT Health Austin.

Benge bersama rekannya, Michael Scullin, neurosaintis kognitif dari Baylor University di Texas, menganalisis 57 studi yang telah dipublikasikan dan meneliti penggunaan teknologi digital pada 411.430 orang dewasa dari berbagai belahan dunia. Rata-rata usia peserta adalah 69 tahun, dan seluruhnya pernah menjalani tes atau diagnosis kognitif.

Dari hasil analisis tersebut, para peneliti tidak menemukan bukti yang mendukung hipotesis digital dementia, yaitu anggapan bahwa penggunaan teknologi digital dalam jangka panjang menyebabkan penurunan fungsi otak.

Sebaliknya, mereka menemukan bahwa penggunaan komputer, smartphone, internet, atau kombinasi dari ketiganya justru berkorelasi dengan risiko gangguan kognitif yang lebih rendah. Temuan lengkap riset ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature Human Behaviour.

Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjelaskan temuan ini, namun para peneliti menduga ada hubungan dua arah yang mendasari hasilnya. Dalam skenario ini, orang dengan kemampuan berpikir yang lebih baik cenderung lebih sering menggunakan perangkat digital, namun pada saat yang sama, penggunaan teknologi digital juga memberikan manfaat kognitif.

“Kami menduga ada tiga faktor penting: kompleksitas, koneksi, dan perilaku kompensasi,” ujar Benge.

Menurut dia, perangkat digital memungkinkan seseorang untuk terlibat dalam aktivitas yang kompleks dan memperluas koneksi sosial—dua hal yang terbukti baik bagi otak yang menua. Selain itu, teknologi juga membantu individu mengimbangi penurunan kognitif dan menjalani aktivitas sehari-hari dengan lebih mudah, misalnya melalui GPS untuk navigasi atau pengingat digital untuk membayar tagihan dan minum obat, tambahnya.

Dikutip dari The Conversation, meskipun temuan dari studi ini menunjukkan bahwa tidak semua teknologi digital berdampak buruk bagi kita, pola interaksi dan ketergantungan manusia terhadap teknologi terus berubah dengan sangat cepat.

Dampak kecerdasan buatan (AI) terhadap kesehatan otak di usia lanjut kemungkinan baru akan terlihat dalam beberapa dekade mendatang. Namun kemampuan manusia dalam menyesuaikan diri dengan berbagai inovasi teknologi di masa lalu serta potensi teknologi untuk mendukung fungsi kognitif, memberikan harapan bahwa masa depan tidak sepenuhnya mengkhawatirkan.

Sebagai contoh, kemajuan dalam teknologi antarmuka otak-komputer (brain-computer interface) kini membuka harapan baru bagi mereka yang terdampak oleh penyakit neurologis atau disabilitas.

Namun demikian, dampak negatif dari perkembangan teknologi tetap menjadi perhatian, terutama bagi kalangan usia muda. Masalah seperti gangguan kesehatan mental menjadi salah satu risiko yang nyata. Sangat dibutuhkan penelitian di masa depan untuk memahami cara memaksimalkan manfaat teknologi, sekaligus meminimalkan potensi dampak buruk yang mungkin ditimbulkannya.

Read Entire Article
Parenting |