Berminat ke Wisata Religi Indonesia Timur? Simak 5 Masjid Tua di Sulawesi Selatan yang Ikonik

1 day ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Wisata religi di Indonesia Timur cukup beragam, khususnya di Sulawesi Selatan. Beberapa tempat memiliki bangunan bercorak Islam dengan sejarah panjang, seperti masjid.

Dinukil dari Teras, UIN Alauddin, laman Kabupaten Selayar, berikut ini beberapa masjid yang sering dikunjungi oleh masyarakat di Sulawesi Selatan:

1. Masjid Tua Gantarang di Kepulauan Selayar

Menurut berbagai sumber literatur, Masjid Tua Gantarang Lalang Bata diakui sebagai masjid tertua di Provinsi Sulawesi Selatan. Bahkan, usianya disebut lebih lama dibandingkan dengan Masjid Tua Katangka di Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Statusnya sebagai masjid tertua di Sulawesi Selatan didasarkan pada rekomendasi Forum Seminar Sejarah Penyebarluasan Ajaran dan Syariat Agama Islam di Semenanjung Provinsi Sulawesi Selatan, yang diadakan dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Selayar ke-406 pada November 2011.


Masjid bersejarah ini berlokasi di Dusun Gantarang Lalang Bata, sekitar 12 km dari Kota Benteng. Dibangun pada abad ke-16, masjid ini berdiri pada masa pemerintahan Sultan Pangali Patta Raja, raja pertama yang memeluk Islam. Keberadaannya menjadi bukti sejarah penyebaran Islam di Sulawesi Selatan, yang dibawa oleh Datu Ribandang sebagai tokoh pertama yang menyebarkan syariat Islam di kawasan tersebut. Berdasarkan catatan sejarah ini, Kabupaten Kepulauan Selayar diyakini sebagai daerah pertama di Sulawesi Selatan yang menerima ajaran Islam, bahkan sebelum penyebaran Islam meluas di Kabupaten Gowa.

2. Masjid Tua Katangka

Masjid Tua Katangka merupakan salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan, didirikan pada tahun 1603 M oleh Raja Gowa ke-14, I Mangngarangi Daeng Manrabbia. Masjid ini terletak di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, dan masih berdiri kokoh hingga kini sebagai bukti sejarah perkembangan Islam di daerah tersebut.

slot-iklan-300x600

Pembangunan Masjid Tua Katangka bermula dari kedatangan para pedagang dari Timur Tengah yang tidak hanya berdagang, tetapi juga menyebarkan ajaran Islam. Awalnya, mereka mengalami penolakan dari pihak kerajaan, tetapi tetap menjalankan ibadah salat Jumat di bawah sebuah pohon besar bernama Pohon Katangka. Pohon ini kemudian menjadi inspirasi dalam penamaan dan pembangunan masjid.

Keunikan Masjid Tua Katangka terletak pada perpaduan arsitekturnya yang menggabungkan berbagai budaya. Meskipun desain bangunannya tidak sepenuhnya mencerminkan budaya lokal, ornamen pada pintu utama dan mimbar mengandung unsur bahasa Arab serta bahasa Makassar.

Selain itu, mimbar masjid yang menyerupai atap kelenteng dihiasi dengan keramik khas Tiongkok dan ukiran berbahasa Makassar menggunakan huruf Arab. Hal ini mencerminkan perpaduan harmonis antara budaya Tiongkok, Arab, dan Makassar dalam satu kesatuan arsitektur yang unik.

3. Masjid Agung Syekh Yusuf

Masjid Agung Syekh Yusuf, yang terletak di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, didirikan pada tahun 1679 atas prakarsa Sultan Daeng Mananjapa Daeng Bonto Karaeng Laki Jawi, Raja Gowa ke-19. Masjid ini menjadi simbol kejayaan Kesultanan Gowa sekaligus pusat penyebaran Islam di Sulawesi Selatan.

Nama masjid ini diambil dari Syekh Yusuf Tuanta Salamaka, seorang ulama besar yang memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di wilayah tersebut. Berlokasi strategis di depan Kantor DPRD Gowa dan tidak jauh dari pusat Kota Makassar, masjid ini dapat diakses dengan mudah dalam waktu sekitar 15-30 menit berkendara, menjadikannya salah satu destinasi menarik bagi wisatawan religi.

4. Masjid Jami Tua Palopo

Masjid ini merupakan peninggalan Kerajaan Luwu yang terletak di pusat Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Didirikan pada tahun 1604 oleh Raja Luwu ke-16, Datu Payung Luwu Pati Pasaung Toampanangi Sultan Abdullah Matinroe, masjid ini memiliki bentuk bangunan yang menyerupai Masjid Demak dengan luas sekitar 15 meter persegi.

Masjid bersejarah ini memiliki dimensi 11,9 x 11,9 meter dengan tinggi mencapai 3,64 meter. Dindingnya, yang terbuat dari batu cadas dengan perekat berbahan putih telur, memiliki ketebalan sekitar 0,94 meter. Arsitekturnya menunjukkan perpaduan berbagai unsur budaya, yakni Jawa, Bugis, Islam, dan Hindu.

Salah satu keunikan masjid ini adalah tiang penyangga utamanya yang terbuat dari tumbuhan yang oleh masyarakat Palopo disebut Cinga’ Duri. Menariknya, tumbuhan ini di alam biasanya hanya ditemukan dalam bentuk semak.

5. Masjid Tua Jerrae Allakuang

Masjid Tua Jerrae Allakuang ini layak dikunjungi untuk wisata religi karena merupakan masjid pertama yang dibangun di Kabupaten Sidenreng Rappang. Masjid ini didirikan pada tahun 1609 M oleh Addatuang Sidenreng La Patiroi, Nene’ Mallomo, dan Syekh Bojo sebagai pusat pengembangan Islam di wilayah tersebut.

Pembangunan masjid ini dilakukan dua tahun setelah Islam diterima sebagai agama resmi Kerajaan Sidenreng pada masa pemerintahan La Patiroi Addatuang Sidenreng Matinroe ri Massepe (1582-1612 M). Keberadaan Masjid Tua Jerrae Allakuang menjadi bukti sejarah penyebaran Islam di Sidenreng Rappang, yang saat itu berpusat di Allakuang, lokasi utama kerajaan.

Pilihan editor: 10 Destinasi Wisata Religi di Indonesia Timur

Read Entire Article
Parenting |