HIMKI Berharap Prabowo Perbaiki Hubungan dengan Amerika Serikat

1 week ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) memastikan pertumbuhan ekspor pada sektor mereka masih tangguh. Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur mengatakan ekspor mebel Indonesia masih di atas US$ 2 miliar sedangkan kerajinan senilai US$ 700 juta per tahun.

“Tentu hal ini belum mencapai potensi maksimal karena target kami di 5-6 miliar USD pada akhir tahun 2030,” kata Abdul, saat dihubungi, pada Selasa, 8 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Abdul, industri mebel dan kerajinan dapat tumbuh secara berkelanjutan apabila disokong dengan kebijakan pemerintah yang lebih kuat. Ia juga berharap agar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto memperbaiki hubungan perdagangan dengan Amerika Serikat usai Presiden Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor timbal balik atau ‘Reciprocal Tariffs’ kepada Indonesia sebesar 32 persen. “Agar tarif kita nol,” kata dia. 

Abdul mengatakan, pertumbuhan ekspor industri mebel dan kerajinan Indonesia mengalami dinamika yang kompleks sejak pandemi Covid-19 karena adanya pembatasan aktivitas dan gangguan rantai pasok global. 

Kendati sempat mengalami penurunan, Abdul mengatakan terjadi lonjakan permintaan ekspor  pada 2021–2022, terutama dari Amerika Serikat dan Eropa. Kenaikan itu, kata Abdul, disebabkan oleh tren kerja dari rumah atau work from home yang memicu pembelian furniture rumah tangga. Adapun ekspor mebel dan kerajinan pada 2021 mencapai US$ 3.466.760.852 sedangkan pada 2022 menghasilkan US$ 3.208.703.808. Adapun penyumbang terbesar ekspor berasal dari produk wooden furniture, rattan furniture, dan metal furniture. 

Sementara itu, penurunan permintaan global kembali terjadi pada 2023. HIMKI mencatat angka ekspor mebel dan kerajinan Indonesia hanya senilai US$ 2.424.411.143. “Terjadi penurunan permintaan global seiring normalisasi pasar dan tekanan ekonomi global,” kata Abdul.

Kenaikan ekspor mulai terlihat pada tahun lalu. Pada 2024, ekspor mebel dan kerajinan naik sebesar 7,19 persen dengan total US$ 2.598.824.103. Menurut Abdul, tantangan ekspor Indonesia ditambah oleh pelemahan pasar domestik dan ketatnya persaingan global. “Terutama dari negara pesaing seperti Vietnam dan Cina.”

Read Entire Article
Parenting |