Netanyahu Kecam Macron karena Ingin Akui Palestina

1 day ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron atas rencananya untuk mengakui negara Palestina. "Presiden Macron sangat keliru untuk terus mempromosikan gagasan negara Palestina di jantung tanah kami, sebuah negara yang satu-satunya aspirasinya adalah penghancuran Israel," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Minggu, 13 April 2025.

Ia juga membela putranya, Yair Netanyahu, yang telah mengecam Macron. "Saya mencintai putra saya Yair, seorang Zionis sejati yang khawatir akan masa depan negara ini. Seperti setiap warga negara, ia juga berhak atas pendapat pribadinya, meskipun gaya tanggapannya terhadap cuitan Presiden Macron yang menyerukan pembentukan negara Palestina tidak dapat saya terima," tulis Netanyahu dalam bahasa Ibrani pada X yang dilansir dari Times of Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Netanyahu menanggapi pernyataan Macron awal pekan ini yang mengatakan bahwa Prancis bisa mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan ke depan. "Hingga hari ini, tidak ada satu pun tokoh di Hamas atau Otoritas Palestina yang mengutuk kengerian pembantaian terburuk terhadap orang Yahudi sejak Holocaust," katanya dikutip dari NDTV. 

Ia merujuk pada serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas terhadap Israel. "Kami tidak akan membahayakan keberadaan kami hanya karena ilusi yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan kami tidak akan menerima ceramah moral tentang pendirian negara Palestina yang akan mengancam kelangsungan hidup Israel terutama dari mereka yang menentang pemberian kemerdekaan kepada Corsica, Kaledonia Baru, Guyana Prancis, dan wilayah lain, yang kemerdekaannya tidak akan menimbulkan ancaman apa pun bagi Prancis," ujar Netanyahu. 

Selain Netanyahu, putranya Yair juga menyerang Macron dalam unggahan sebelumnya di X. "Persetan denganmu!" tulis Yair Netanyahu dalam bahasa Inggris pada Sabtu malam, 12 April 2025. 

"Ya untuk kemerdekaan Kaledonia Baru! Ya untuk kemerdekaan Polinesia Prancis! Ya untuk kemerdekaan Korsika! Ya untuk kemerdekaan Negara Basque! Ya untuk kemerdekaan Guinea Prancis!" ujar Yair. Ia tampaknya kebingungan dengan Guyana Prancis.

Macron, dalam wawancaranya dengan France 5 yang disiarkan pada hari Rabu, menyatakan bahwa Prancis dapat mengambil langkah tersebut selama konferensi PBB di New York pada Juni mendatang. Ia berharap hal ini akan memicu pengakuan timbal balik terhadap Israel oleh negara-negara Arab.

"Kami akan mengakui (Palestina) dalam beberapa bulan mendatang," kata Macron seperti dilansir dari NDTV.

"Saya akan melakukannya karena saya yakin bahwa pada suatu saat nanti hal itu akan benar dan saya juga ingin berpartisipasi dalam dinamika kolektif, yang harus memungkinkan semua orang yang membela Palestina untuk mengakui Israel pada gilirannya, yang banyak dari mereka tidak melakukannya," ujar Macron. 

Pernyataan Macron itu memicu gelombang kritik dari kelompok sayap kanan di Prancis. Macron lalu mengklarifikasi pernyataan awalnya pada hari Jumat.

"Saya mendukung hak sah warga Palestina untuk mendirikan negara dan mendapatkan perdamaian, sebagaimana saya mendukung hak warga Israel untuk hidup dalam kedamaian dan keamanan, keduanya diakui oleh negara-negara tetangga mereka," katanya pada X.

"Saya melakukan segala yang saya bisa bersama mitra kami untuk mencapai tujuan perdamaian ini. Kami benar-benar membutuhkannya," katanya.

Hubungan antara Israel dan Prancis memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Prancis telah lama memperjuangkan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina, termasuk setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina Hamas terhadap Israel.

Namun pengakuan resmi Paris terhadap negara Palestina akan menandai perubahan kebijakan besar dan berisiko membuat Israel marah. Menurut Israel, langkah-langkah seperti itu tak bisa dilakukan oleh negara asing adalah prematur.

Prancis akan menjadi kekuatan Eropa paling signifikan yang mengakui negara Palestina. Pengakuan Palestina ini ditentang oleh Amerika Serikat. Hamas menyambut baik pernyataan Macron. Hampir 150 negara mengakui negara Palestina. Pada Mei lalu, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol telah mengakui Palestina, diikuti oleh Slovenia pada Juni.

Read Entire Article
Parenting |