TEMPO.CO, Jakarta - Jaringan ritel LuLu Hypermarket dikabarkan akan segera tutup dalam waktu dekat. Beberapa gerainya diketahui telah menawarkan produk-produk dengan potongan harga atau diskon besar-besaran.
Managing Director Commercial Real Estate and Shopping Center Studies (CRSC) Yongky Susilo mengatakan, kondisi usaha ritel memang telah lama lunglai, bahkan sejak 2011. “Retail growth sudah lama buruk,” katanya ketika dihubungi, Senin, 7 April 2025. Lantas, seperti apa profil LuLu Hypermarket?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil LuLu Hypermarket
Melansir laman resminya, LuLu Hypermarket merupakan divisi ritel dari LuLu Group International. LuLu kini mempunyai lebih dari 260 gerai yang tersebar di berbagai negara, mulai dari Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, India, Malaysia, dan juga Indonesia.
LuLu Hypermarket mengklaim bukan hanya sebagai toko biasa, tetapi menyediakan beberapa fasilitas penunjang yang lengkap, seperti konter yang ditata secara luas, tempat parkir, area bermain untuk anak-anak, food court, tempat penukaran uang, dan mesin anjungan tunai mandiri (ATM).
LuLu mengusung slogan “where the world comes to shop (tempat orang-orang datang untuk berbelanja)”. Sementara visinya, yaitu menjadi merek ritel global dengan mempertahankan posisi di nomor satu serta berupaya menjadi pemberi kerja yang populer bagi karyawan multietnis di masa kini dan mendatang.
Kemudian, misi yang digunakan untuk mencapai visi LuLu, yaitu memberikan pengalaman berbelanja yang unik kepada pelanggan dengan kualitas yang tak tertandingi dalam hal produk dan layanan, sembari terus mengeksplorasi peluang pasar baru dan menambah nilai bagi semua rekan bisnis.
Pernah Diresmikan Jokowi
Di Indonesia, gerai pertama LuLu Hypermarket diresmikan Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Plaza Taman Modern, Cakung, Jakarta Timur pada 31 Mei 2016. Saat itu, Jokowi mengatakan keinginan gerai ritel tersebut untuk menjadi gerbang bagi produk-produk Indonesia ke berbagai negara, karena jaringan luas di Timur Tengah dan Asia.
Saat itu, pembukaan hypermarket pertama asal UEA di Indonesia tersebut juga dihadiri sejumlah menteri, jajaran pejabat, anggota asosiasi bisnis, dan masyarakat umum. Sebelumnya, grup pemilik jaringan ritel tersebut juga telah mengumumkan rencana investasi sebesar US$ 500 juta sebagai bagian dari ekspansi bisnis.
Gerai LuLu Hypermarket pertama di Indonesia memiliki area seluas 200.000 meter persegi, yang diperkirakan menyerap lebih dari 5.000 tenaga kerja dalam tiga tahun. Gerai tersebut adalah toko ke-126 di seluruh dunia, yang dimiliki oleh LuLu Group.
Pimpinan LuLu Group Yusuf Ali mengatakan investasi awal LuLu di Indonesia mencapai US$ 300 juta pada tahap pertama. “Kami berencana untuk membuka 10 hipermarket di akhir 2017, serta sebuah pusat logistik dan gudang di Indonesia,” ucapnya di Cakung, Selasa, 31 Mei 2016, seperti dikutip dari Antara.
Adapun selama periode 2019 hingga 2020, ekspor Indonesia ke Uni Emirat Arab melalui LuLu Hypermarket tercatat sebesar US$ 7,5 juta. Beberapa produk ekspor Indonesia yang masuk dalam jaringan ritel itu, antara lain pakaian, buah-buahan segar, peralatan makan dan dapur, kertas, udang, hingga cokelat.
Annisa Febiola dan Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.