TEMPO.CO, Jakarta - Kematian jurnalis asal Palu, Situr Wijaya, di kamar Hotel D Paragon, Jakarta, masih menyisakan tanda tanya. Ada beberapa kejanggalan yang dirasakan oleh keluarga korban ketika coba menggali fakta-fakta terkait kematian almarhum.
Salah satu yang menjadi kecurigaan pihak keluarga adalah kemunculan seseorang yang mengaku sebagai rekan kerja almarhum di kamar hotel, tepat di hari kematiannya. Kehadiran orang tersebut terpantau dalam rekaman kamera CCTV milik hotel tempat Situr menginap.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“(Dia) mengaku rekan kerja dari Promedia,” kata juru bicara keluarga Situr, Syahrul, saat ditemui Tempo pada Ahad malam, 13 April 2025 di Kalibata. Promedia merupakan perusahaan induk dari media yang didirikan dan dikomandoi oleh almarhum, yaitu Insulteng.id.
Padahal, menurut Syahrul, kedatangan Situr bukan untuk urusan pekerjaan. Almarhum rencananya hanya singgah sebentar di Jakarta untuk kemudian melanjutkan perjalanannya pulang ke kampung halaman di Purworejo.
Situr berangkat dan tiba di Jakarta pada Kamis, 3 April 2025. Hingga malam hari itu, Situr bahkan masih intens berkomunikasi dengan sang istri. “Ditemukan tewas subuh tanggal 4 April,” ucap Syahrul.
Oleh karena itu, Syahrul berharap agar pihak kepolisian bisa mencari tahu asal-usul orang tidak dikenal (OTK) yang mengaku sebagai rekan kerja almarhum tersebut. Termasuk mendalami alasan kedatangan orang tersebut dan hubungannya dengan kematian Situr. “Kami juga ingin polisi lebih mendalami klaim (rekan kerja) tersebut,” ujar Syahrul.
Sebelumnya keluarga juga mencurigai ada pihak ketiga yang dapat mengakses telepon genggam milik almarhum Situr. Sebabnya, keluarga pertama kali mendapat informasi tentang kematian Situr langsung dari pesan yang dikirimkan dari akun milik korban.
“Saat beliau meninggal, informasi disampaikan ke keluarga itu pakai handphone milik beliau," tutur Syahrul, ketika ditemui Tempo di Polda Metro Jaya pada Rabu, 9 April 2025. "Sedangkan istrinya saja tidak tahu password-nya.”
Syahrul sendiri mengaku telah bertemu dengan penyidik dan menjalani serangkaian pemeriksaan di Polda Metro Jaya terkait kematian Situr pada Rabu, 9 April 2025 lalu. Setelah pemeriksaan itu, Syahrul memilih menetap sementara waktu di Jakarta sembari melakukan investigasi mandiri soal kematian Situr. Rencananya, ia baru akan kembali ke Palu, Sulawesi Tenggara pada hari ini.