TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa ulama Muslim terkemuka di dunia mengeluarkan fatwa yang menyerukan seluruh Muslim dan negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim melancarkan jihad melawan Israel. Fatwa jihad ini diterbitkan untuk membela rakyat Gaza yang diserang Israel selama 17 bulan terakhir.
Ali al-Qaradaghi, sekretaris jenderal Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), sebuah organisasi yang sebelumnya dipimpin oleh Yusuf al-Qaradawi, menyerukan fatwa jihad kepada semua negara Muslim pada Jumat pekan lalu, 4 April 2025. "Kegagalan pemerintah Arab dan Islam untuk mendukung Gaza saat sedang dihancurkan dianggap oleh hukum Islam sebagai kejahatan besar terhadap saudara-saudara kita yang tertindas di Gaza," katanya seperti dikutip dari Middle East Eye, Selasa, 8 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Qaradaghi adalah salah satu otoritas agama yang paling dihormati di kawasan ini. Keputusannya memiliki bobot signifikan di antara 1,7 miliar Muslim Sunni di dunia. Ia menegaskan bahwa umat Islam dlarang mendukung Israel.
“Dilarang menjual senjata kepadanya, atau memfasilitasi pengangkutannya melalui pelabuhan atau jalur perairan internasional seperti Terusan Suez, Bab al-Mandab, Selat Hormuz, atau sarana darat, laut, atau udara lainnya. Komite (IUMS) mengeluarkan fatwa yang mengharuskan blokade udara, darat, dan laut terhadap musuh pendudukan untuk mendukung saudara-saudara kita di Gaza,” ujarnya menambahkan.
Pernyataan tersebut, yang juga didukung oleh 14 ulama Muslim terkemuka lainnya, menyerukan kepada semua negara Muslim untuk meninjau kembali perjanjian damai mereka dengan Israel. Qaradaghi juga mendesak umat Muslim di Amerika Serikat untuk menekan Presiden Donald Trump agar memenuhi janji kampanyenya untuk menghentikan agresi dan membangun perdamaian.
Israel terus menggempur Gaza atas dukungan Amerika Serikat. Donald Trump dilaporkan memberikan lampu hijau bagi Israel untuk memulai kembali pertempuran bulan lalu. Sejak mengingkari kesepakatan gencatan senjata, Israel telah menewaskan lebih dari 1.200 warga Palestina, termasuk ratusan anak-anak. Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023.
Pilihan editor: Sejarah Perang Dagang Trump, Ternyata Ide Sudah Ada Sejak 1987