Celios Ungkap Sejumlah Indikator Penurunan Konsumsi di Periode Lebaran Tahun Ini

1 day ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Center of Economic and Law Studies (Celios) memaparkan sejumlah indikator pelemahan daya beli di awal tahun atau Lebaran 2025. Kondisi merosotnya konsumsi ini dinilai lebih buruk dibanding periode Idul Fitri tahun sebelumnya.

Daya beli merosot menurut Celios imbas Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang marak terjadi. Direktur Ekonomi Celios Nailul Huda memaparkan kondisi PHK yang masif membuat kinerja konsumsi melemah. Salah satu indikatornya adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada Januari 2025, terjadi penurunan IKK hingga 0,4 persen dibanding bulan sebelumnya atau month-to-month dibandingkan IKK Desember 2024. “Situasinya cukup anomali. Mengacu pada periode 2022 hingga 2024, biasanya terjadi kenaikan IKK di bulan Januari karena ada optimisme konsumen di awal tahun. Kondisi keyakinan konsumen melemah juga terjadi di bulan Februari 2025,” ujar Huda lewat keterangan resmi dikutip Selasa, 1 April 2025.

Huda memaparkan data lainnya juga menunjukkan hal yang serupa. Ada penurunan angka Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2025. Pada Desember 2024, angka IPR sebesar 222 poin dan angka IPR turun menjadi 211,5 di awal bulan 2025. Berbeda dengan pergerakan di Desember 2023 ke Januari 2024 masih bergerak positif. 

Artinya, kata dia, konsumen yang tidak yakin akan perekonomian tahun 2025, mendorong penjualan eceran kita juga turun. Akibatnya, daya beli masyarakat kian terperosok di awal tahun 2025,” ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, Huda menyampaikan bahwa perputaran uang di momen Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri akan melemah dibandingkan dengan tahun lalu. “Tambahan Jumlah Uang yang Beredar (JUB) dalam artian sempit (M1) di momen Ramadan dan Idul Fitri 2025 akan melemah sebesar minus 16,5 persen dibandingkan momen yang sama di tahun 2024,” ucapnya. 

Tambahan uang beredar diprediksi hanya di angka Rp 114,37 triliun. Sedangkan tahun 2024,  tambahan uang beredar ketika momen Ramadan dan Idul Fitri mencapai Rp 136,97 triliun.

Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira memaparkan, berdasarkan modelling yang dilakukan lembaganya, tambahan produk domestik bruto saat Ramadan tahun 2024 mencapai Rp 168,55 triliun. Sedangkan tahun 2025 hanya Rp 140,74 triliun atau turun 16,5 persen. Indikator lainnya yakni total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun dari nasabah perorangan tercatat menurun. 

Secara siklus, Lebaran akan mendorong konsumsi rumah tangga lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun, menurut Celios faktor musiman yang di ikuti pembagian THR tetap tidak mampu membuat ekonomi tumbuh lebih tinggi. “Bahkan dikhawatirkan ekonomi bakal melambat paska lebaran karena tidak ada lagi motor penggerak konsumsi yang signifikan,” ucap Bhima.

Read Entire Article
Parenting |