TEMPO.CO, Jakarta - Chief Economist Citibank (Citi Indonesia) Helmi Arman memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir 2025 hanya di kisaran 4,7 persen. Proyeksi ini di bawah target pemerintahan Presiden Pabowo Subianto.
Seperti diketahui, pemerintah menargetkan ekonomi Indonesia tumbuh di kisaran 5,2 persen sepanjang tahun ini. Namun menurut Helmi terjadi pelambatan perekonomian. “Kami melihat tahun ini memang agak slow down karena memang sudah kelihatan di kuartal 1,” ujarnya seusai konferensi pers kinerja Citi Indonesia triwulan I 2025 di Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Helmi menambahkan bahwa pada kuartal 2 tahun ini stagnasi pertumbuhan masih akan terjadi, imbas melambatnya pemulihan dari konsumsi pemerintah. “Jadi kami expect-nya memang turun di bawah 5 persen tahun ini.”
Namun ia menilai pada kuartal kedua 2025 pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dibanding kuartal pertama yang hanya tumbuh 4,87 persen. Helmi menambahkan bahwa hal itu terlihat dari realisasi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang dilaporkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk edisi April.
Menurut dia, pada pemaparan APBN bulanan, 23 Mei lalu, mulai terlihat bahwa investasi pemerintah atau belanja modal pemerintah sudah mulai bergerak. Selain itu rencana pemerintah meluncurkan enam paket insentif pada 5 Juni 2025 juga dianggap bakal berdampak pada pertumbuhan.
Selain Citibank, Bank Indonesia (BI) juga merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi pada kisaran 4,6 hingga 5,4 persen. Sebelumnya BI memprediksi ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini tumbuh di kisaran 4,7 hingga 5,5 persen.
Hal itu disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil rapat dewan gubernur bulanan pada Rabu, 21 Mei lalu. Menurut Perry, ada dua pertimbangan bank sentral merevisi poyeksi tersebut. Pertama karena ada penurunan pertumbuhan ekonomi dunia dan yang kedua yakni realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 Indonesia yang lebih rendah.