Gowes Bareng Pramono Anung Disebut Berpotensi Langgar Aturan

5 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Acara bersepeda bersama Gubernur Jakarta Pramono Anung bertajuk "Silaturahride" menuai kritik dari sejumlah komunitas. Protes terhadap kegiatan yang akan berlangsung pada Sabtu, 19 April 2025 mendatang itu berasal dari pegiat sepeda dan pemerhati keselamatan jalan yang tergabung dalam Koalisi Mobilitas Berkelanjutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Koalisi Mobilitas Berkelanjutan mengkritik acara tersebut karena melewati rute Jalan Layang Nontol (JLNT) Tanah Abang-Kampung Melayu atau JLNT Casablanca. "Kami menyampaikan penolakan keras terhadap penggunaan JLNT Casablanca sebagai rute sepeda dalam acara ini," kata perwakilan koalisi, Rio Oktaviano, melalui keterangan tertulis pada Rabu, 16 April 2025.

Rio menyebut penolakan Koalisi Mobilitas Berkelanjutan bukan tanpa dasar. Menurut mereka, JLNT bukan jalan yang aman bagi pesepeda. "Regulasi yang ada sudah sangat jelas melarang sepeda melintas di JLNT. Bukan karena sepeda tak penting, tetapi karena keselamatan harus didahulukan," ucap Rio.

Dia menilai pemberian izin untuk JLNT agar bisa dilewati sepeda saat acara "Silaturahride" dengan Pramono terkesan elitis. Sebab, kata Rio, pemberian izin itu terjadi hanya pada momentum seremonial yang diikuti Gubernur.

Koalisi Mobilitas Berkelanjutan menilai pemerintah daerah seharusnya bisa memberi contoh kegiatan bersepeda yang aman dan inklusif. "Kami menentang segala bentuk pelanggaran hukum yang dibungkus dalam gimmick populis. Karena ketika hukum bisa dinegosiasikan untuk kepentingan simbolik, maka yang rusak bukan hanya marka jalan, tetapi juga kepercayaan publik terhadap pemimpinnya," kata Alfred Sitorus, perwakilan koalisi lainnya.

Adapun Koalisi Mobilitas Berkelanjutan terdiri dari komunitas Bike To Work (B2W) Indonesia, Road Safety Association, Koalisi Pejalan Kaki, dan Komite Penghapusan Bensin Bertimbal.

B2W dan Road Safety Association menyebut mereka sempat diundang Dinas Perhubungan Jakarta untuk membahas rute sepeda "Silaturahride". Namun, mereka mengklaim saat itu pemerintah sudah memiliki rute yang ditentukan dan tidak dapat dinegosiasi. Rute tersebut melewati JLNT Casablanca.

Kepala Dinas Perhubungan Jakarta Syafrin Liputo menyebut JLNT biasanya tidak diperbolehkan untuk sepeda karena hanya memiliki dua lajur dan tidak ada bahu jalan. "Oleh sebab itu, pada saat difungsikan sebagai lajur lalu lintas roda empat, tidak diperbolehkan sepeda motor dan pesepeda naik," kata Syafrin melalui pesan singkat pada Rabu, 16 April 2025.

Menurut Syafrin, keberadaan kendaraan roda empat menimbulkan potensi bersenggolan dengan sepeda dan sepeda motor di JLNT yang tidak memiliki bahu jalan. "Namun pada saat JLNT ditutup untuk kendaraan bermotor dan hanya digunakan bagi pesepeda, maka pesepeda aman melintas JLNT," ucap dia.

Agenda "SilaturahRide" akan berlangsung pada Sabtu pagi, 19 April 2025. Kegiatan bersepeda bersama Gubernur Pramono itu akan dimulai di Balai Kota Jakarta dan berakhir di tempat yang sama setelah melewati sejumlah ruas jalan di Jakarta.

Sementara itu, juru bicara Gubernur Jakarta, Chico Hakim, menyebut kegiatan "SilaturahRide" merupakan inisiasi sejumlah komunitas sepeda yang ada di Jakarta. "Acara dan pemilihan rute kan penuhnya usulan dari komunitas sepeda. Pak Gubernur hanya memfasilitasi," kata Chico pada Rabu, 16 April 2025.

Berdasarkan penelusuran Tempo, acara "SilaturahRide" dipromosikan oleh sejumlah akun komunitas di media sosial Instagram. "EJ Sport SilaturahRide with Mas @pramonoanungw in collaboration with @kelapagadingbikers & @kopidurian.cc. Join us for an unforgettable Silaturahmi Ride Post-Ramadan! Ride with Mas Pramono Anung, DKI Jakarta Governor," seperti tertulis dalam unggahan akun @ejsport.official pada 15 April 2025.

Read Entire Article
Parenting |