Istana: Tarif Impor Trump Buka Peluang Pasar Baru bagi Indonesia

3 hours ago 1

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara sekaligus Juru Bicara Istana Kepresidenan, Prasetyo Hadi, mengatakan tarif impor Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuka peluang pasar baru bagi Indonesia. Prasetyo mengungkapkan Indonesia membuka peluang mencari pasar baru selain Amerika Serikat. “Itu juga berdampak positif terhadap kita sendiri. Bahwa kemudian ada hal-hal yang perlu harus kita benahi baik dari sisi regulasi, kemudian dari sisi industri-industri kita, termasuk mencari pasar-pasar baru, bukan hanya Amerika,” kata Prasetyo di Istana Kepresidenan, Jakarta, 21 April 2025. 

Kendati demikian, Prasetyo menuturkan, tim negosiasi pemerintah RI tetap berunding intensif dengan Amerika Serikat ihwal tarif impor Trump. Tim itu dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Sugiono. Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Marie Elka Pangestu juga turut bergabung. “Terus-menerus kami saling berkoordinasi untuk mengantisipasi dan mengupdate hasil negosiasi-negosiasi,” ucapnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amerika Serikat saat ini menerapkan tarif dasar awal sebesar 10 persen dari tarif awal yang berlaku. Sedangkan untuk tarif resiprokal yang naik menjadi 32 persen masih dalam tahap penundaan dan berlaku selama 90 hari sejak kebijakan tersebut dikeluarkan.

Pemerintah Indonesia sudah mengirimkan delegasi untuk menegosiasi kebijakan tarif Trump tersebut. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan salah satu negosiasi yang ditawarkan adalah meningkatkan pembelian produk dari Amerika Serikat hingga memberi insentif bagi perusahaan asal negara Paman Sam yang beroperasi di Indonesia.

Tim delegasi yang saat ini berada di Washington DC itu mengatakan poin penawaran seperti yang telah disampaikan dalam surat resmi sebelumnya. “Ada beberapa hal yang diusulkan, Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat, antara lain LPG, kemudian juga crude oil, dan gasoline,” ucap Airlangga dalam konferensi pers yang digelar daring Jumat pagi, 18 April 2025.

Tawaran lain dalam perundingan adalah kerja sama antar negara di sektor investasi. Indonesia, kata Airlangga, mendorong agar investasi dilakukan secara business to business. Didorong pula penguatan kerja sama di sektor pengembangan sumber daya manusia, antara lain untuk sektor pendidikan, sains, teknologi, engineering, matematika, ekonomi digital.

Airlangga menambahkan, pemerintah juga berdiskusi terkait dengan layanan keuangan. “Indonesia juga mengangkat terkait financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan negara Amerika Serikat,” ujarnya. 

Alif Ilham Fajriadi dan Ilona Esterina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Parenting |