Kontroversi Populisme Dedi Mulyadi

1 month ago 17

Pada Sabtu, 17 Mei 2025, Bocor Alus Politik membahas soal kontroversi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Banyak yang mengkritik, boleh juga disebut menghujat, konten tersebut. Kami di Desk Nasional Majalah Tempo tak terkejut dengan tanggapan yang muncul. Kami sadar bahwa Dedi Mulyadi, biasa dipanggil KDM (Kang Dedi Mulyadi), punya jutaan penggemar.

Gubernur Jawa Barat bisa dibilang tampil sebagai pemimpin populis. Keputusannya diambil dengan cepat dan mengejutkan banyak orang. Pemimpin yang populis pun cepat mendulang popularitas. Ia tak akan segan menciptakan kontroversi agar menjadi pembicaraan. Apalagi jika pemimpin itu tahu betul cara menggunakan media sosial, seperti Dedi.

Fenomena Dedi tentu menarik diulas. Hampir sepuluh hari lamanya tim Desk Nasional dibantu oleh Desk Investigasi Tempo mencari bahan soal sepak terjang Dedi. Pada Rabu subuh hingga Kamis dinihari, 14-15 Mei 2025, kami mengikuti kegiatan Dedi dan mewawancarai orang-orang di sekitarnya. Di berbagai kesempatan, kami juga mewawancarai Dedi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dedi membentuk tim khusus untuk membuat berbagai video soal kegiatannya. Menempel dengan Dedi, tim tersebut bergerak cepat. Semua rekaman langsung dikirim ke tim editor. Dalam hitungan jam, berbagai video langsung ditayangkan di kanal YouTube Dedi Mulyadi. Terkadang Dedi membuat sendiri konten yang bisa lebih cepat tersebar dan menjadi viral di media sosial.

Kami juga mengulas rekam jejak Dedi sebelum ia menjadi gubernur. Ia tak segan berseberangan dengan orang-orang yang pernah menjadi guru dan rekan politiknya. Ketika terpojok di Golkar, kendaraan politik yang mengantarnya menjadi anggota DPRD, wakil bupati, bupati, dan anggota DPR, ia memilih loncat ke partai lain yang bisa memberi posisi yang dia inginkan.

Kita pernah memiliki pemimpin populis seperti Jokowi. Banyak kebijakan Jokowi tak mampu mengurai akar masalah. Ujungnya, seperti kita ketahui, Jokowi membawa berbagai kerusakan demokrasi, termasuk menghidupkan militerisme yang dilanjutkan oleh penerusnya. Gaya inilah yang sedikit-banyak muncul pada Dedi.

Baca lengkap liputan soal populisme Dedi Mulyadi: Opini Tempo: Bahaya Populisme Dedi Mulyadi

Read Entire Article
Parenting |