TEMPO.CO, Jakarta - Gempa Myanmar, tepatnya di Mandalay mengguncang negeri itu, pada Jumat, 28 Maret 2025. Peristiwa ini merupakan gempa kembar (doublet) yang terjadi di daratan, mengakibatkan kerusakan tidak hanya di Myanmar tetapi juga wilayah Thailand.
Kejadian gempa dahsyat tersebut telah menewaskan ribuan orang, dan diperkirakan korban akan mencapai 10.000 jiwa.
Update Korban Gempa di Myanmar
Dikutip dari Anadolu, jumlah korban tewas akibat gempa berkekuatan 7,7 skala Richter yang melanda Myanmar pada Jumat meningkat menjadi sedikitnya 2.000 orang. Pada Minggu, Dewan Administrasi Negara melaporkan bahwa korban luka mencapai 3.400 orang, sementara 300 lainnya masih dinyatakan hilang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di Mandalay, kota yang terdampak paling parah, krematorium kewalahan menghadapi lonjakan jumlah jenazah. Pemakaman besar seperti Kyanikan, Taung-Inn, dan Myauk-Inn mengalami kesulitan, dengan jenazah yang terus berdatangan sementara keluarga berusaha mengkremasi orang-orang terkasih mereka, menurut laporan Myanmar Now.
"Kemarin (Sabtu), kami mengkremasi lebih dari 300 jenazah. Pagi ini (Minggu), lebih dari 200 jenazah telah diproses," kata seorang warga yang tidak disebutkan namanya di lokasi kremasi.
Update Korban di Thailand
Jumlah korban tewas akibat gempa dahsyat yang mengguncang Bangkok, ibu kota Thailand, pada Jumat lalu telah meningkat menjadi 17 orang, sementara 32 orang mengalami luka-luka dan 83 lainnya masih belum ditemukan, menurut otoritas penanggulangan bencana pada Minggu.
Gempa ini menyebabkan kerusakan infrastruktur di 18 dari 76 provinsi di Thailand, berdampak pada 420 rumah, 48 kuil, 76 rumah sakit, serta puluhan sekolah dan kantor pemerintah, berdasarkan laporan dari Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana.
Kepala departemen, Phasakorn Boonyalak, menyatakan bahwa situasi saat ini berada dalam kendali, dengan penilaian dampak terus berlangsung dan risiko gempa susulan semakin berkurang.
Sebagai langkah tanggap darurat, tim pencarian dan penyelamatan perkotaan yang dilengkapi peralatan khusus telah dikirim dari berbagai pusat pencegahan dan mitigasi bencana ke Bangkok, wilayah yang terdampak paling parah itu untuk membantu upaya evakuasi dan penyelamatan, tambah Boonyalak.
Tawaran Bantuan dari Negara Tetangga
Pada hari Jumat, negara-negara di Asia menyampaikan solidaritas mereka kepada Myanmar dan Thailand yang terdampak gempa bumi, serta menawarkan bantuan kemanusiaan. Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dalam pernyataannya mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap gempa dahsyat yang mengguncang wilayah tengah Myanmar dan utara Thailand, yang menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur.
"Atas nama Malaysia, saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada semua orang yang telah kehilangan orang yang dicintai, dan doa kami bagi mereka yang terluka dan terlantar. Malaysia berdiri teguh dalam solidaritas dengan tetangga kami dan sesama Negara Anggota ASEAN," katanya pada X.
Adapun Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, turut menyampaikan belasungkawa kepada Myanmar dan Thailand, serta menegaskan bahwa Jakarta akan mendukung kedua negara dalam menghadapi masa sulit ini.
“Indonesia siap memberikan semua dukungan yang diperlukan untuk upaya pemulihan di wilayah yang terkena dampak,” katanya.
Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, turut menyampaikan belasungkawa dan menyatakan bahwa mereka sedang berkoordinasi dengan mitra regional serta lembaga kemanusiaan dalam upaya tanggap darurat.
Sementara itu, Perdana Menteri India, Narendra Modi, pada hari Jumat menegaskan bahwa New Delhi siap memberikan bantuan.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, turut menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah dan masyarakat di wilayah terdampak gempa Myanmar. Ia juga menyatakan melalui X bahwa sistem PBB di kawasan tersebut telah dikerahkan untuk membantu mereka yang membutuhkan.
Zacharias Wuragil ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Gempa Myanmar, Pemerintah Indonesia Kirim Bantuan Berupa Tim USAR dan EMT