Lini Masa Serangan Israel terhadap Rumah Sakit di Gaza

1 month ago 17

SEJAK awal perang hingga saat ini, Israel menargetkan rumah sakit-rumah sakit di Gaza. Rumah Sakit Indonesia tidak lagi beroperasi sejak 18 Mei 2025 setelah berulang-ulang diserang. Maret lalu, ketika Israel melanggar gencatan senjata, yang pertama kali mereka serang adalah Rumah Sakit al-Ahli Arab sehingga memaksa pasien yang sakit kritis harus dibawa ke jalanan.

Dilansir Think Global Health, Israel selalu membenarkan serangannya terhadap rumah sakit di Gaza dengan mengklaim bahwa Hamas menggunakan fasilitas medis ini untuk tujuan militer. Menurut pernyataan militer Israel, rumah sakit seperti Al-Shifa, Nasser, dan Al-Ahli diduga digunakan sebagai pusat komando, tempat penyimpanan senjata, dan pangkalan untuk melancarkan serangan terhadap pasukan Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tentara Israel dan badan Shin Bet mengklaim, tanpa memberikan bukti, telah menargetkan "kompleks komando dan kontrol" Hamas di rumah sakit tersebut. Penargetan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien dianggap sebagai kejahatan perang di bawah Konvensi Jenewa 1949.

Kronologi Serangan Israel atas Rumah Sakit di Gaza

Berikut adalah daftar beberapa serangan besar terhadap layanan kesehatan di Gaza sejak Oktober 2023, seperti dilaporkan Al Jazeera:

17 Oktober 2023

Ratusan orang yang berlindung di tempat parkir Rumah Sakit al-Ahli terbunuh dalam sebuah serangan Israel, menurut pejabat kesehatan Palestina. Beberapa hari sebelum kejadian, direktur rumah sakit dilaporkan telah menerima peringatan dari Israel. Israel mengaitkan ledakan di fasilitas tersebut dengan roket yang diluncurkan oleh Jihad Islam Palestina, sebuah tuduhan yang dibantah oleh kelompok bersenjata tersebut.

3 November 2023

Sebuah konvoi ambulans dihancurkan oleh serangan udara Israel di luar Rumah Sakit al-Shifa, yang mengakibatkan banyak warga Palestina tewas.

21 November 2023

Sebuah serangan udara di Rumah Sakit al-Awda menewaskan Dr Mahmoud Abu Nujaila dan Dr Ahmad al-Sahar dari Dokter Tanpa Tapal Batas (MSF), serta seorang dokter lainnya, Ziad al-Tatari.

22 Januari 2024

Beberapa orang tewas saat berlindung sekitar 150 meter dari pintu masuk Rumah Sakit Nasser di Khan Younis. Para pengungsi yang berlindung di daerah tersebut menderita karena pertempuran dan perintah evakuasi paksa.

20 Maret 2024

Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah menewaskan 90 orang dalam penyerbuannya ke Rumah Sakit al-Shifa selama pengepungan, ketika para pengungsi Palestina yang berlindung di fasilitas tersebut mengalami penahanan dan pelecehan yang panjang. Hamas mengutuk "pembantaian berdarah" di rumah sakit tersebut dan mengatakan bahwa warga sipil, pasien, dan para pengungsi termasuk di antara mereka yang terbunuh.

31 Maret 2024

Banyak orang terbunuh dan terluka dalam serangan udara di halaman Rumah Sakit Al-Aqsa, tepat di luar ruang gawat darurat di mana banyak pengungsi internal bernaung.

1 April 2024

Pengepungan selama 14 hari terhadap Rumah Sakit al-Shifa, rumah sakit terbesar di daerah kantong tersebut, oleh pasukan Israel menewaskan ratusan orang, termasuk staf medis, dan penangkapan massal terhadap para staf dan lainnya.

14 Oktober 2024

Serangan udara Israel ke Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah menewaskan lima orang dan melukai 65 lainnya. Tenda-tenda pengungsi terbakar saat orang-orang sedang tidur.

28 Desember 2024

Tentara Israel menangkap Dr Hussam Abu Safia, direktur Rumah Sakit Kamal Adwan, setelah menolak mengikuti perintah untuk meninggalkan salah satu rumah sakit terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara.

Penangkapannya dilakukan sehari setelah militer membunuh sekitar 20 warga Palestina dan menangkap sekitar 240 orang dalam sebuah penggerebekan di dalam rumah sakit, yang merupakan salah satu "operasi terbesar" yang dilakukan di wilayah tersebut hingga saat itu.

4 Januari 2025

Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara tidak dapat beroperasi setelah serangan berulang kali oleh pasukan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

23 Maret 2025

Pasukan Israel dilaporkan menembak mati 15 petugas medis Palestina, yang bekerja untuk Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, dalam sebuah misi penyelamatan di daerah Tal as-Sultan, Rafah. Sebuah video yang ditemukan dari telepon genggam salah satu petugas medis Palestina yang terbunuh menunjukkan keterlibatan pasukan Israel, yang memicu kemarahan yang meluas.

13 April 2025

Serangan udara Israel menargetkan Rumah Sakit Baptis Arab Al Ahli, salah satu rumah sakit besar terakhir yang masih berfungsi di Gaza utara. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan signifikan pada unit gawat darurat, area resepsionis, laboratorium, apotek, dan unit fisioterapi. Staf dan pasien hanya diberi waktu kurang dari 20 menit untuk mengungsi sebelum serangan terjadi, sehingga banyak pasien yang sakit kritis terlantar di jalanan. Rumah sakit kehilangan peralatan penting termasuk satu-satunya mesin X-ray.

Mei 2025

Rumah Sakit Kamal Adwan yang merupakan satu-satunya pusat perawatan malnutrisi akut yang parah di Gaza Utara, terpaksa menangguhkan layanannya pada 20 Mei 2025, karena permusuhan sengit di dekatnya, yang menyebabkan evakuasi pasien atau pemulangan pasien secara dini.

Rumah Sakit Indonesia telah berhenti beroperasi sejak 18 Mei 2025, karena kehadiran dan serangan militer yang sedang berlangsung, sehingga tidak dapat diakses.

Rumah Sakit Eropa Gaza dan Rumah Sakit Hamad untuk Rehabilitasi dan Prostetik menangguhkan layanan medis dalam seminggu terakhir karena kedekatannya dengan zona permusuhan dan zona evakuasi.

Rumah Sakit Al-Awda yang terletak di Gaza Utara berfungsi minimal dan sebagai titik stabilisasi trauma. Rumah sakit ini telah diserang beberapa kali pada Mei 2025, dengan kerusakan pada infrastrukturnya dan melukai para petugas kesehatan. Tenda triase pasien dan persediaan medis hancur dalam serangan ini.

Semakin Sedikit Rumah Sakit yang Beroperasi

WHO dalam situsnya melansir bahwa dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza, hanya 19 rumah sakit yang masih beroperasi. Dari jumlah tersebut, satu rumah sakit hanya menyediakan perawatan dasar bagi segelintir pasien yang tetap tinggal di dalamnya. Rumah sakit-rumah sakit ini harus berjuang di bawah tekanan kekurangan pasokan yang parah, kurangnya petugas kesehatan, ketidakamanan yang terus-menerus, dan masuknya korban yang terus menerus.

Para staf bekerja di bawah kondisi yang hampir tidak memungkinkan. Dari 19 rumah sakit yang berfungsi, 12 di antaranya mampu menawarkan berbagai layanan kesehatan, sementara sisanya hanya dapat memberikan perawatan darurat dasar. Yang mengkhawatirkan, setidaknya 94 persen dari seluruh rumah sakit di Gaza telah mengalami kerusakan atau hancur.

Read Entire Article
Parenting |