TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan Presiden Prabowo Subianto telah melayangkan permintaan bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Permintaan pertemuan itu sudah diajukan sebelum Trump memutuskan kenaikan tarif impor.
"Kami sudah melayangkan permintaan pertemuan dengan Presiden Trump itu beberapa waktu jauh sebelum (rencana kenaikan) tarif (impor AS). Dan tentu saja dalam kaitannya dengan hubungan bilateral antara kedua negara," kata Sugiono di Turki dipantau via YouTube Sekretariat Presiden, Jumat, 11 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejauh ini pemerintah masih menunggu respons dari Trump. Sugiono mengatakan, pertemuan itu direncanakan membahas sejumlah isu. Ada peluang kenaikan tarif impor AS oleh Trump juga akan dibahas. "Ya, dengan perkembangan ini saya kira (kenaikan impor AS) itu juga akan dibicarakan. Kita lihat saja nanti," kata Sugiono.
Seperti diketahui, pada 2 April 2025, Trump mengumumkan bahwa AS menerapkan tarif impor 10 persen bagi produk-produk dari seluruh negara di dunia yang masuk ke Amerika dan mulai berlaku 5 April 2025.
Tak hanya itu, Amerika juga memberikan tarif tambahan lain atau yang dikenal sebagai reciprocal tariff bagi negara-negara yang mengalami surplus perdagangan dengan AS, sebaliknya Amerika mengalami defisit dengan negara-negara tersebut. Resiprokal mulai berlaku pada 9 April 2025. Indonesia dikenakan tarif 32 persen, sedangkan Cina 34 persen.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah tengah mengkaji paket kebijakan untuk ditawarkan kepada Presiden Donald Trump. Dia mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto memilih jalur negosiasi dibandingkan langkah tarif balasan atau retaliasi atas tarif impor Trump.
“Arahan Bapak Presiden untuk merespons ini dalam beberapa kali pembicaraan dan bahkan dalam rapat, Indonesia memilih jalur negosiasi, karena Amerika merupakan mitra strategis,” kata Airlangga dalam Sarasehan Ekonomi di Jakarta, Selasa, 8 April 2025, seperti dilihat dari akun YouTube Sekretariat Presiden (Setpres).
Airlangga mengatakan pemerintah Indonesia membuka peluang untuk memperbesar volume sejumlah komoditas impor dari Amerika Serikat dalam rangka mencapai keseimbangan neraca perdagangan. Dia menyebut, sebagaimana arahan Prabowo, Indonesia akan meningkatkan volume impor terutama dari produk-produk agrikultur.
“Produk agrikultur yang kita tidak punya, seperti soya bean dan wheat dari negara penghasil agriculture, yang kebetulan daerah ini adalah daerah konstituennya Republican. Nah, kemudian juga pembelian daripada engineering product,” ucap Airlangga.