Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus: Momen Haru yang Mengubah Sejarah Dunia

6 hours ago 4

CANTIKA.COM, JakartaPaus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma ke-266, tutup usia pada 21 April 2025 di kediamannya di Domus Sanctae Marthae, Vatikan. Beliau wafat dalam usia 88 tahun akibat stroke yang berujung pada henti jantung. Kesehatannya sempat menurun beberapa waktu sebelumnya karena infeksi saluran pernapasan dan pneumonia.

Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus

Upacara pemakaman Paus Fransiskus berlangsung khidmat pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10.00 waktu setempat, di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Misa Requiem dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal, dalam suasana penuh haru yang disaksikan oleh sekitar 200.000 orang pelayat.

Pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, dan Pangeran William dari Inggris turut hadir memberikan penghormatan terakhir. Selain itu, mantan presiden Indonesia, Joko Widodo juga turut hadir dalam upacara tersebut. Kehadiran berbagai pemimpin global ini memperlihatkan betapa besar pengaruh Paus Fransiskus di panggung dunia.

Paus Fransiskus selama hidupnya dikenal dengan kedekatannya pada kelompok-kelompok terpinggirkan. Dalam semangat tersebut, beliau secara khusus mengundang pengungsi, narapidana, tunawisma, dan komunitas transgender untuk hadir dalam prosesi pemakamannya. Hal ini mempertegas warisan inklusivitas yang selama ini beliau perjuangkan.

Lokasi Pemakaman yang Menghormati Wasiat Paus Fransiskus

Berbeda dari tradisi sebelumnya, Paus Fransiskus memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, bukan di bawah Basilika Santo Petrus. Keputusan ini diambil berdasarkan devosi mendalam beliau kepada ikon "Salus Populi Romani" yang berada di basilika tersebut.

Peti mati Paus Fransiskus pun mencerminkan kesederhanaan yang selalu beliau junjung. Terbuat dari kayu sederhana berlapis seng, peti tersebut hanya dihiasi dengan tulisan "Franciscus" tanpa ornamen mewah lainnya. Ini selaras dengan perubahan tata cara pemakaman paus yang beliau tetapkan, menghapus tradisi tiga peti mati yang sebelumnya digunakan.

Ribuan Orang Memberikan Penghormatan Terakhir

Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di Basilika Santo Petrus mulai 23 hingga 25 April 2025, memberi kesempatan bagi sekitar 250.000 umat untuk memberikan penghormatan terakhir. Berbeda dari prosesi sebelumnya, Paus Fransiskus disemayamkan tanpa dipajang di atas altar tinggi, melainkan diletakkan secara sederhana dan mudah diakses.

Demi menjaga keamanan ribuan pelayat dan para tamu kenegaraan, otoritas Vatikan dan Italia menerapkan langkah pengamanan ketat. Ribuan aparat keamanan, teknologi anti-drone, serta dukungan militer diterjunkan untuk memastikan upacara berlangsung aman.

Warisan Abadi Paus Fransiskus

Paus Fransiskus dikenal dengan gaya bahasa khasnya yang penuh gambar, metafora, dan kehangatan. Dengan kearifan Injil, beliau berusaha menerangi persoalan-persoalan zaman modern, memberikan jawaban yang dipandu oleh iman, serta mengajak umat Kristiani untuk hidup setia di tengah tantangan dan kontradiksi era yang beliau sebut sebagai “perubahan zaman.”

Salah satu kekuatan besar Paus Fransiskus adalah spontanitas dan caranya berkomunikasi yang informal, sehingga mampu menjangkau semua orang, bahkan mereka yang jauh dari Gereja. Beliau menunjukkan kepekaan mendalam terhadap kecemasan dan harapan dunia globalisasi. Pesan-pesan yang beliau sampaikan selalu mengandung kehangatan manusiawi dan kekuatan untuk langsung menyentuh hati umat.

Karismanya dalam menyambut dan mendengarkan sesama membuat beliau menjadi sosok yang mampu membangkitkan kembali kesadaran moral dan spiritual banyak orang. Dengan perilaku yang selaras dengan kepekaan zaman, Paus Fransiskus menghadirkan Gereja sebagai tempat yang penuh empati dan kepedulian.

Evangelisasi menjadi prinsip utama dalam masa kepemimpinannya. Dengan visi misioner yang kuat, beliau menyebarkan sukacita Injil, sebagaimana tertuang dalam dokumen penting pertamanya sebagai Paus, Evangelii Gaudium. Dalam tulisan ini, Paus Fransiskus menekankan sukacita sejati yang mengisi hati mereka yang menyerahkan diri kepada Allah dengan penuh harapan dan kepercayaan.

Benang merah dalam seluruh pelayanan Paus Fransiskus adalah keyakinannya bahwa Gereja harus menjadi rumah bagi semua orang, tanpa pengecualian. Beliau sering menggambarkan Gereja sebagai "rumah sakit lapangan" setelah peperangan, tempat untuk merawat luka, menghibur yang terluka, dan menjangkau mereka yang tersisih tanpa memandang kepercayaan atau latar belakang.

Dalam visi tersebut, Paus Fransiskus memperlihatkan wajah Gereja yang dekat dengan umat manusia: Gereja yang hadir di tengah luka-luka dunia, mengulurkan tangan, dan membangun kembali harapan.

Selain itu, Paus Fransiskus meninggalkan jejak mendalam sebagai pemimpin yang mendorong perubahan dalam Gereja Katolik. Gaya kepemimpinannya yang penuh kerendahan hati, keberpihakan pada kaum tertindas, serta komitmennya pada reformasi gereja tetap dikenang dunia.

Salah satu warisan terbesarnya adalah reformasi ritual pemakaman paus, yang menekankan kesederhanaan dan keterbukaan bagi umat. Selain itu, beliau juga menginspirasi dunia melalui tindakan nyata dalam memperjuangkan keadilan sosial, lingkungan hidup, dan solidaritas antarumat beragama.

Seiring wafatnya Paus Fransiskus, Dewan Kardinal dijadwalkan mengadakan konklaf antara 6 hingga 12 Mei 2025 untuk memilih Paus baru. Konklaf ini akan berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, dan menjadi penentu arah baru Gereja Katolik di era mendatang.

Pemakaman Paus Fransiskus tidak hanya menjadi peristiwa duka, melainkan juga sebuah perayaan akan hidup yang dipersembahkan untuk kemanusiaan. Nilai-nilai yang beliau wariskan tetap relevan dan menjadi inspirasi bagi generasi masa kini dan mendatang. Melalui pilihan hidup sederhana dan semangat inklusifnya, Paus Fransiskus telah meninggalkan teladan luar biasa bagi dunia.

Pilihan Editor: Pemakaman Paus Fransiskus: Peti Jenazah Sudah Ditutup Kemarin Malam

THE GUARDIAN | AL JAZEERA | TEMPO (EKA YUDHA SAPUTRA | SITA PLANASARI)

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Read Entire Article
Parenting |