RUSIA dan Ukraina melakukan pertukaran tahanan pada Sabtu, 24 Mei 2025. Sebanyak 307 tahanan ditukar antara dua negara, kata Kementerian Pertahanan Rusia dikutip dari laporan Al Arabiya, Sabtu, 24 Mei 2025. Pada Jumat, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa pemerintah negaranya bersedia menyerahkan kepada Ukraina rancangan dokumen yang menguraikan persyaratan untuk perjanjian perdamaian jangka panjang setelah pertukaran tahanan selesai.
Dikutip dari France24, pertukaran beberapa jam setelah Kyiv diserang pesawat nirawak dan rudal Rusia dalam skala besar yang menyebabkan sedikitnya 15 orang terluka. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan masing-masing pihak membawa pulang 307 tentara lagi pada Sabtu, sehari setelah masing-masing membebaskan total 390 pejuang dan warga sipil. "Kami berharap lebih banyak lagi yang akan terjadi besok," kata Zelensky di saluran Telegram dia.
Pertukaran Tahanan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil negosiasi pertukaran 1.000 tahanan dari masing-masing pihak menjadi pertukaran tahanan terbesar sejak konflik pada 2022. Pertemuan di Istanbul awal bulan ini juga menjadi kali pertama kedua pihak bertemu untuk pembicaraan damai sejak invasi skala penuh Rusia.
Pada Juni 2024, keduanya pernah menukar 90 tawanan perang. Ketika itu Uni Emirat Arab (UEA) sebagai perantara mengawasi pertukaran tersebut. Pada 31 Mei 2024, ketika masing-masing Rusia dan Ukraina menyerahkan 75 tawanan perang juga dengan UEA bertindak sebagai perantara.
Tahapan
Tahanan yang disepakati akan dikembalikan dalam beberapa tahap. Bagian pertama dari pertukaran tahanan tersebut terjadi pada Jumat, 23 Mei, ketika Rusia dan Ukraina masing-masing membebaskan 390 tahanan, termasuk 120 warga sipil. Sebanyak 307 tahanan ditukar pada Sabtu, 24 Mei. Mereka mengatakan akan membebaskan lebih banyak tahanan dalam beberapa hari mendatang. Pertukaran itu terjadi di perbatasan dengan Belarusia dengan Ukraina utara.
Serangan Berlanjut
Meski dalam tahap pertukaran tahanan perang, Rusia tetap mengirimkan serangan ke Ukraina dengan gabungan pesawat tak berawak dan rudal balistik terbesar hingga saat ini di Kyiv. Dikutip dari Al Jazeera, Sabtu 24 Mei 2025, kepala pemerintahan negara regional Kharkiv, mengatakan pada Sabtu pagi bahwa empat warga Ukraina tewas dan beberapa lainnya terluka selama 24 jam di wilayah tersebut.
Menurut pejabat kota, dan para saksi melaporkan rangkaian ledakan dan gelombang pesawat tak berawak Rusia terbang di atas kota tersebut. Dalam sebuah unggahan di media sosial Zelenskyy mengatakan bahwa negaranya mengalami malam yang sulit akibat serangan tersebut. "Jelas bahwa kita perlu memberi lebih banyak tekanan kepada Rusia untuk mendapat hasil dan memulai diplomasi yang sesungguhnya. Kita menunggu sanksi dari Amerika, Eropa, dan semua mitra,” katanya.
Belum Ada Tanda Perdamaian
Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha mengatakan, perundingan di Istanbul, Turki, hanya menghasilkan kesepakatan mengenai pertukaran tawanan perang dan Moskow belum mengirimkan sinyal nota perdamaian.“Sebaliknya, Rusia malah mengirimkan rudal dan pesawat nirawak yang mematikan ke warga sipil. Peningkatan tekanan sanksi terhadap Moskow diperlukan untuk mempercepat proses perdamaian,” keterangan tertulis dia di X.
Sita Planasari, Nabiila Azzahra turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Rusia Serang Ibu Kota Ukraina Besar-besaran dengan 367 Drone