Sejarah Shell hingga Jual Aset Seluruh SPBU di Indonesia

1 month ago 22

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan energi global Shell menjual seluruh jaringan stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) miliknya di Indonesia kepada perusahaan patungan yang dibentuk oleh Citadel Pacific Limited dan Sefas Group Indonesia. Transaksi tersebut mencakup sekitar 200 SPBU, termasuk 160 unit yang dimiliki langsung oleh perusahaan.

Citadel merupakan pemegang lisensi merek Shell di sejumlah wilayah Asia Pasifik, sementara Sefas adalah mitra distribusi pelumas Shell terbesar di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vice President Corporate Relations Shell Indonesia, Susi Hutapea, mengatakan keputusan untuk menjual seluruh jaringan stasiun SPBU Shell di Indonesia ini merupakan bagian dari strategi global Shell untuk merampingkan portofolio bisnis hilir (downstream) dan menyusun ulang fokus usahanya.

“Pelepasan aset SPBU Shell merupakan langkah strategis untuk menyesuaikan portofolio bisnis Shell agar lebih ramping dan fokus pada area dengan nilai tambah lebih tinggi,” kata Susi dikutip dari keterangan tertulis, Jumat, 23 Mei 2025.

Meski keluar dari bisnis ritel BBM, Susi menyebut operasional bisnis tetap berjalan normal dan pelanggan tetap bisa menikmati layanan seperti biasa selama masa transisi. "Kegiatan operasional bisnis SPBU Shell akan tetap berlangsung seperti biasa, hingga penyelesaian proses pengalihan kepemilikan ini diharapkan terjadi pada tahun depan,” kata Susi.

Bahan bakar kepada mitra dan konsumen juga akan terus dipasok melalui perjanjian lisensi merek serta memastikan penjualan jaringan ritel ini tidak memengaruhi lini bisnis pelumas Shell di Indonesia. 

Menurut Susi, Shell tetap mengoperasikan pabrik pencampuran pelumas dengan kapasitas 300 juta liter per tahun dan tengah membangun fasilitas produksi gemuk di Marunda, Jakarta Utara, dengan kapasitas 2.000 ton per tahun. Selain itu, Shell juga masih menjalankan terminal bahan bakar di Gresik, Jawa Timur.

Profil Shell

Shell beroperasi di bawah bendera Royal Dutch Shell, raksasa energi dunia yang berdiri sejak 1907. Perusahaan ini merupakan hasil penggabungan perusahaan minyak asal Belanda, Royal Dutch Petroleum, dengan perusahaan asal Inggris, Shell Transport and Trading Company. Kendati demikian, eksistensi Shell bermula lebih awal, pada 1833, ketika keluarga Samuel di London memulai bisnis cinderamata dan kerang laut dari Timur Jauh yang menjadi inspirasi dari nama dan logo perusahaan ini.

Pada dasarnya, keberadaan Shell tidak lepas dari sejarah penemuan minyak pada akhir abad ke-19 di Sumatera. Pada 1884, seorang warga negara Belanda bernama Aeilko Jans Zijlker menemukan indikasi keberadaan minyak bumi di wilayah pantai timur Sumatera. Setelah mengantongi izin eksplorasi dari Sultan Langkat, Zijlker memulai pengeboran di sumur pertamanya, namun hasilnya nihil.

Berselang satu tahun, ia melakukan pengeboran di lokasi lain yang dikenal sebagai Telaga Tunggal 1, di kawasan Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Sumur tersebut berhasil menghasilkan minyak dalam jumlah komersial dan membuka jalan bagi perkembangan industri perminyakan di wilayah tersebut.

Selanjutnya, Zijlker meresmikan perusahaan eksplorasi minyaknya dengan mendirikan Royal Dutch Petroleum Company di Den Haag, Belanda, sebagai transformasi dari perusahaannya sebelumnya, Provisional Sumatra Petroleum Company pada 1890. Inilah cikal bakal dari Royal Dutch Shell plc. Sejak saat itu, Shell telah mengambil bagian dari berbagai lini bisnis energi di Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, Shell terus mengembangkan operasinya di sektor hulu dan hilir di Indonesia. Di sisi hilir, perusahaan ini menyediakan berbagai produk energi, termasuk bahan bakar kendaraan, pelumas untuk sektor industri dan transportasi, bahan bakar kapal, kebutuhan energi komersial, hingga aspal (bitumen) untuk infrastruktur.

Adapun, Shell memasuki bisnis ritel bahan bakar di Indonesia mulai 1 November 2005 dengan pembukaan SPBU pertama di kawasan Lippo Karawaci, Tangerang. Tak lama setelahnya, pada 1 Maret 2006, Shell meluncurkan SPBU keduanya di Jalan S. Parman, Slipi, Jakarta Barat.  Sejak itu, jaringan SPBU Shell berkembang pesat, mencapai sekitar 200 lokasi hingga 2024.

Nandito Putra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article
Parenting |