Serba-serbi Ide 1.000 Warga Gaza Direlokasi Sementara ke Indonesia

19 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengusulkan rencana relokasi 1.000 warga Gaza, Palestina ke Tanah Air. Evakuasi itu dilakukan untuk membantu warga Gaza yang mengalami banyak masalah. Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan, relokasi dilakukan tidak permanen. Bila keadaan sudah membaik, mereka akan kembali ke Gaza.

"Semua harus setuju. Jadi tidak memframing relokasi Gaza permanen. Tapi untuk membantu saudara Gaza, anak-anak yatim piatu di sana," kata dia di Turki dipantau melalui YouTube Sekretariat Presiden, Jumat 11 April 2025.

Rencana 1.000 Warga Gaza Sementara ke Indonesia

1. Perlu Mendapat Persetujuan dari Negara Pendukung Palestina

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menteri Sugiono mengatakan, evakuasi itu juga harus mendapatkan persetujuan sejumlah negara yang berkepentingan mengenai perdamaian di Palestina. Karena itu, Presiden Prabowo Subianto akan menyampaikan rencana evakuasi warga Gaza dalam lawatannya ke sejumlah negara Timur Tengah. Prabowo akan berkonsultasi mengenai upaya membantu warga Palestina. 

"Semua pihak yang berkepentingan termasuk Palestina perlu menyetujui proposal dan menyambut kesiapan itu. Karena itu, presiden berkunjung melakukan konsultasi untuk persiapan," kata Sugiono.

Presiden Prabowo Subianto sebelumnya ingin mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia. Dia bertolak ke lima negara di Timur Tengah yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania untuk meminta dukungan. Ia menegaskan Indonesia akan menjalankan rencananya itu jika mendapatkan lampu hijau dari seluruh pihak, termasuk negara-negara yang saat ini aktif membantu rakyat Palestina di Gaza.

2. Evakuasi untuk Korban Luka dan Anak-anak

Hasil konsultasi dengan sejumlah negara itu, kata Sugiono, akan menjadi keputusan akhir pemerintah Indonesia dalam melakukan evakuasi warga Gaza. Mekanisme evakuasi akan didasarkan pada keputusan bersama itu. "Mekanisme detailnya akan ditentukan dari hasil konsultasi," kata dia. 

Meski begitu, Sugiono mengatakan, Pemerintah Indonesia siap mengevakuasi warga Palestina bila diminta. "Kami siap menampung warga Gaza yang perlu dievakuasi dalam hal ini mereka yang alami luka-luka, anak-anak yatim. Kemudian anak-anak yang mengalami trauma dan pelajar-pelajar," kata dia. 

3. Banyak Negara yang Diam atas Konflik di Gaza

Sebelumnya, melakukan kunjungan kenegaraan ke Republik Turki di hadapan anggota Parlemen Turki, Prabowo menyinggung soal banyaknya negara yang diam atas konflik di Palestina. Negara-negara itu, kata dia, bahkan menyatakan bahwa serangan terhadap warga Gaza itu bukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Padahal, negara-negara tersebut selama ini kerap berbicara mengenai demokrasi dan HAM.

“Banyak negara bicara tentang demokrasi, bicara tentang HAM. Tapi ketika anak-anak dan ibu-ibu dibom di jalur Gaza, mereka semua diam, pura-pura tidak tahu, dan pura-pura bahwa itu bukan pelanggaran HAM,” kata Prabowo di Turki yang dirlis akun YouTube TBMM- Turkiye Buyuk Millet Meclisi, Kamis, 10 April 2025.

Prabowo mengatakan, situasi dan kondusi dunia saat ini penuh ketidakpastian. Banyak terjadi penindasan yang dilakukan bangsa besar terhadap bangsa lemah. 

4. Dukungan TNI dan Kemhan

Kementerian Pertahanan atau Kemenhan dan TNI siap mendukung rencana Prabowo mengevakuasi korban luka akibat perang di Gaza, Palestina, ke Indonesia. Kepala Biro Informasi Kemenhan Brigjen TNI Frega Wenas mengaku pihaknya memiliki prasarana yang mumpuni untuk memindahkan dan merawat korban dari Gaza. “Kemenhan dan TNI tentunya siap, karena kami punya infrastrukturnya, rumah sakit dan fasilitas kesehatan,” Frega Wenas, Kamis, 10 April 2025.

Dia menuturkan Kemenhan dan TNI terbiasa melaksanakan operasi militer selain perang, seperti menyelamatkan korban terdampak bencana di Indonesia. Meski demikian, Frega mengungkapkan saat ini Kemenhan dan TNI belum menerima perintah resmi dari Prabowo untuk mengevakuasi korban di Gaza. “Nah tentunya apa yang menjadi kebijakan pemerintah pusat itu akan kami pedomani selagi memang ada perintah," tuturnya.

5. Dinilai Mendukung Ide Presiden Amerika Serikat Donald Trump

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mempertanyakan gagasan Presiden Prabowo Subianto yang berencana menampung warga Palestina dari Gaza ke Indonesia. Ia merasa heran mengingat rencana pemindahan warga Palestina untuk keluar dari Gaza merupakan ide Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang didukung Israel. “Pertanyaannya, untuk apa indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut?” kata Anwar dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 9 April 2025.

Anwar menyinggung soal keinginan Israel dan AS untuk mengosongkan Gaza sehingga Israel bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah tersebut. Dengan demikian, jelas Anwar, Israel bisa menempatkan warga negaranya ke Gaza yang telah mereka duduki.

Anwar mengaku khawatir jika dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari Israel Raya yang selama ini AS dan Israel cita-citakan. Sebagai contoh, dia mengungkit apa yang terjadi pada Yerusalem.

Read Entire Article
Parenting |