TEMPO.CO, Jakarta - Duel final Liga Champions antara PSG vs Inter Milan akan berlangsung di Allianz Arena pada Minggu, 1 Juni mendatang pukul 02.00 WIB. Setelah gagal menjuarai Liga Italia, Inter berfokus menjuarai kompetisi paling bergengsi di Eropa ini.
Pelatih Inter Milan Simone Inzaghi mengatakan klubnya telah mencapai tonggak bersejarah dengan permainan yang luar biasa. Namun ia menyadari ada satu langkah lagi untuk benar-benar menorehkan sejarah sekaligus mewujudkan mimpi. “Mulai hari ini, kami akan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Liga Italia telah meninggalkan jejaknya bagi kami, tidak dapat disangkal. Ada banyak rasa sakit dalam diri saya dan para pemain,” katanya dikutip dari laman resmi klub, Selasa, 27 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia berharap para pemain siap menghadapi laga ini, terlebih dirinya yang mengandalkan Benjamin Pavard dan Piotr Zieliski. “Kami akan menghadapi pertandingan dengan cara sebaik mungkin: kami fokus dan akan mencoba memberikan penampilan yang hebat di final,” kata Inzaghi.
Mantan pemain Lazio itu menuturkan Inter Milan akan melawan tim yang kuat, seperti halnya melawan Barcelona dan tim lainnya. Ia menekankan bahwa akan ada saa-saat sulit tetapi harus mengatasinya dengan baik dan karena itu ada dua tim yang telah mencapai final dua kali dalam beberapa tahun. “Mencapai dua kali final dalam tiga tahun adalah pencapaian yang langka, tetapi kami perlu tampil baik pada hari Sabtu untuk membuat sejarah,” ujarnya.
Ia mengatakan PSG tim yang kuat dengan deretan pemainnya, dengan pelatih yang menanamkan prinsip dan strategi permainan yang konkrit sehingga bisa sampai final dan sukses di liga utama domestik Prancis. “Final Liga Champions adalah pertandingan yang diimpikan oleh setiap pelatih dan pemain di dunia. Sebagai pemain saya mencapai perempat final tapi sebagai pelatih saya berkesempatan bertanding di final untuk kedua kalinya, dan kami akan memberikan segalanya,” katanya.
Perihal PSG yang diunggulkan publik untuk menjuarai Liga Champions, Inzaghi menuturkan keadaannya bisa saja terbalik mengingat Inter Milan punya semangat luar biasa yang mampu mendorong hasil dari permainan. “Di final, tidak ada ruang untuk kesalahan. Kami akan membutuhkan intensitas, tekad, dan semua kualitas yang telah ditunjukkan tim ini sepanjang perjalanan kami,” tuturnya.
PSG memainkan final sebelumnya pada 2020 dengan pelatih dan pemain yang berbeda. Sementara, di kubu Inter Milan, sebagian besar sama. “Ya, fakta bahwa kami bermain di final sebelumnya pasti membantu. Kami menyadari hal itu, tetapi kami juga tahu bahwa kami akan melawan pemain papan atas dan pelatih yang telah memenangkan kompetisi ini. Kami akan menghadapi tim yang sangat kuat,” ujarnya.
Menurut dia, jika Inter Milan menjuarai Liga Champions maka akan berpengaruh pada perubahan klub. Namun, ia ingin para pemain lebih memahami bahwa mereka telah melakukan yang terbaik sejauh ini baik di Coppa Italia, Serie A, maupun Liga Champions. “Kami harus mendekati permainan dengan motivasi dan fokus yang tepat, dan pemain kami punya kapasitas ini,” ujarnya.
Pilihan Editor: Pasukan Muda Barcelona: Lahirnya Sebuah Era