Amnesty: Indonesia Mengalami Degradasi Perlindungan HAM

5 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta -- Sekretaris Jenderal Amnesty International Agnès Callamard mengatakan, Indonesia tengah mengalami degradasi perlindungan hak asasi manusia (HAM). Bahkan, Indonesia disebut sebagai salah satu contoh kasus yang cukup mencolok.

Menurut Agnes, perlindungan HAM di seluruh dunia juga tengah mengalami penurunan. "Laporan kami menunjukkan situasi HAM secara global saat ini mengkhawatirkan," ujar Agnès saat mengikuti diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, secara daring pada Selasa, 29 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dia menjelaskan, penurunan kualitas HAM dan meningkatnya otoritarianisme terjadi di mana-mana, termasuk di Eropa, Afrika, Amerika, hingga Asia. Indonesia, kata dia, menjadi salah satu studi kasus. "Indonesia adalah salah satu contoh di mana perlindungan HAM mengalami degradasi perlahan serta meningkatnya praktek-praktek otoriter," kata Agnès.

Laporan situasi HAM di dunia dari Amnesty International menyoroti beberapa kejadian di Indonesia. Salah satunya, polisi yang menggunakan kekuatan berlebihan terhadap sejumlah aksi protes di berbagai daerah. Salah satu kasus yang menjadi perhatian Amnesty International adalah penangkapan sewenang-wenang dalam rangkaian protes Peringatan Darurat pada Agustus 2024. Laporan mereka menyebut ada 344 demonstran yang ditangkap, dan setidaknya 152 orang mengalami luka fisik.

Laporan Amnesty International juga menyoroti pelanggaran HAM di Papua. "Di Papua, pembunuhan di luar hukum terhadap warga sipil terus berlanjut dengan impunitas dalam konteks perjuangan separatis bersenjata," seperti tertulis dalam laporan Amnesty.

Beberapa aspek HAM lain yang disorot Amnesty International termasuk proyek pembangunan yang berdampak buruk terhadap masyarakat lokal, penggunaan spyware oleh aparat, hingga pencalonan Gibran Rakabuming Raka, putra mantan Presiden Joko Widodo, sebagai wakil presiden yang dilakukan dengan mengubah persyaratan formal.

Dalam kesempatan yang sama, dosen ilmu hubungan internasional di Universitas Gadjah Mada, Diah Kusumaningrum, mengatakan Indonesia sedang mengalami peningkatan praktik-praktik otoriter. Dia menyoroti skor Indonesia di indeks Freedom House yang menurun. Indeks tersebut mengukur tingkat kebebasan politik dan hak-hak sipil di berbagai negara.

Diah menyebutkan, Freedom House mengkategorikan Indonesia sebagai negara yang sepenuhnya demokratis pada 2014. Namun pada 2025, lembaga nirlaba itu mengkategorikan Indonesia sebagai negara yang belum sepenuhnya demokratis.

Diah menyebut penurunan skor tersebut salah satunya terjadi karena konsolidasi kekuasaan yang dilakukan para autokrat. "Autokratnya tidak serta-merta menutup keran demokrasi, tapi justru menggunakan instrumen demokrasi untuk mengonsolidasikan kekuatannya," ujar dia.

Read Entire Article
Parenting |