Awal Mula Penetapan Hari Demam Berdarah Nasional Setiap 22 April

3 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 22 April, Indonesia memperingati Hari Demam Berdarah Nasional. Penetapan ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan sebagai bentuk upaya strategis guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Menurut situs ayosehat.kemkes.go.id, DBD adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini termasuk salah satu masalah kesehatan serius di Indonesia dengan tingkat penyebaran yang tinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejarah DBD di Indonesia

Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini sebenarnya bukan hal baru dan sudah dikenal sejak lama. Di Asia Tenggara, demam dengue pertama kali dilaporkan menyerang Filipina pada 1954. Pada saat itu, wabah demam yang disebabkan oleh virus dengue menunjukkan gejala yang tidak biasa, yaitu pendarahan hebat pada saluran pencernaan penderita, yang dikenal dengan istilah gastro intestinal, dan berujung pada kematian.

Di Indonesia, dokter spesialis anak bernama Sumarmo Sunaryo Poorwo Soedarmo menulis disertasi tentang demam berdarah pada 1983. Sejak saat itu, Sumarmo semakin menegaskan keberadaan demam dengue berdarah di Indonesia. Kasus demam dengue pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1968. Saat itu, seorang dokter anak bernama Linda Pranata di Rumah Sakit dr. Sutomo, Surabaya, melihat beberapa anak yang mengalami demam disertai pendarahan.

Awalnya, Linda merasa bingung, tetapi setelah membaca literatur, ia menduga anak-anak tersebut terkena demam berdarah. Ia juga memperkirakan penyakit ini berasal dari negara-negara seperti Vietnam, Thailand, dan Filipina, yang sudah pernah melaporkan kasus serupa. Namun, sebelum penemuan Linda, Suprapti Thaeb dari Bio Farma Bandung sudah berhasil mengisolasi virus dengue di laboratoriumnya.

“Tapi di awal tahun 60-an, itu tak ada yang percaya virus itu bisa mengakibatkan demam berdarah,” kata Suprapti. Baru pada 1970, setelah wabah di Surabaya, penemuan Suprapti diakui. Jadi, ketika pada 1968 muncul berita tentang demam berdarah di beberapa negara Asia, Suprapti yakin bahwa demam berdarah sudah ada di Indonesia sejak lama, karena delapan tahun sebelumnya ia sudah menemukan virusnya.

“Cuma, karena tak pernah mewabah, tidak menarik perhatian,” ujar virolog itu.

Awal Penetapan Hari Demam Berdarah Nasional

Sejak kasus DBD pertama kali ditemukan di Indonesia, penyakit ini telah menyebar ke seluruh provinsi di tanah air. Nyamuk betina Aedes aegypti yang menjadi pembawa virus DBD adalah jenis nyamuk yang biasa disebut nyamuk demam berdarah. Ciri khas nyamuk ini adalah tubuh dan kakinya yang memiliki garis-garis putih keperakan. Nyamuk ini biasanya aktif pada pagi dan sore hari, terutama di tempat yang lembab dan di sekitar genangan air.

Saat ini, Indonesia sedang menghadapi peningkatan kasus demam berdarah yang cukup serius. Berdasarkan informasi dari situs ayosehat.kemkes.go.id, Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. M Syahril, menyampaikan bahwa tren kasus DBD terus meningkat. Hingga pekan ke-14 pada 2024, tercatat ada 60.296 kasus dengan 455 kematian. Angka ini terus bertambah dibandingkan pekan-pekan sebelumnya.

Karena tingginya jumlah kasus dan dampak fatal yang ditimbulkan, Kementerian Kesehatan menetapkan 22 April sebagai Hari Demam Berdarah Nasional. Penetapan ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat agar lebih waspada dan aktif dalam mencegah penyakit ini. Selain itu, peringatan ini juga menjadi kesempatan untuk memberikan edukasi kepada publik tentang cara penularan, gejala, serta langkah-langkah pencegahan DBD yang efektif.

Makna dan Tujuan Peringatan

Hari Demam Berdarah Nasional bukan hanya sekadar peringatan biasa, melainkan bagian dari upaya nasional untuk menurunkan jumlah kasus dan kematian akibat DBD. Peringatan ini juga bertujuan memberikan edukasi tentang cara pencegahan, gejala, penanganan yang tepat, serta pentingnya peran aktif masyarakat dalam memberantas sarang nyamuk Aedes aegypti, yaitu nyamuk utama penyebar DBD.

Untuk mencegah semakin banyak korban demam berdarah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, antara lain menguras tempat penampungan air secara rutin, menutup wadah-wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang tidak terpakai, menjaga kebersihan rumah, memakai lotion atau obat nyamuk, melakukan penyemprotan (fogging), menggunakan kelambu saat tidur, memasang kawat nyamuk pada ventilasi rumah, serta mengenakan pakaian tertutup dan berwarna terang. Selain itu, vaksinasi dengue juga dianjurkan untuk anak-anak usia 9 sampai 16 tahun.

Read Entire Article
Parenting |