TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono mengungkap nilai ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia mencapai 680 ribu ton pada 2024.
"Tahun 2024, ekspor minyak sawit ke Rusia 680.000 ton. Saya kira meningkat kalau dibandingkan dengan 2023 sekitar 13 persen," kata Eddy saat ditemui dalam Forum Bisnis Rusia-Indonesia di Hotel Raffles, Jakarta pada Senin, 14 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan angka itu, Eddy menargetkan nilai ekspor kelapa sawit dari Indonesia ke Rusia bisa menembus nilai 1 juta ton. Dia optimistis target itu dapat tercapai dalam waktu dekat.
Eddy juga mengungkap bahwa minyak sawit yang diekspor ke Rusia masih berbentuk minyak sawit olahan atau refined palm oil, yakni produk turunan kelapa sawit yang dihasilkan dari proses pemurnian CPO (Crude Palm Oil).
Lebih lanjut, Eddy mengungkap minyak sawit di Rusia memiliki pesaing, yaitu minyak bunga matahari. Meski begitu, Eddy menyebut bahwa minyak sawit masih menjadi primadona di Rusia, khususnya di industri makanan.
"Memang ada produk-produk sawit yang tidak bisa digantikan minyak nabati lain," ujarnya.
Eddy berharap pertemuan dengan para pemangku kepentingan Rusia dapat mempererat kerja sama Indonesia dan Rusia dalam perdagangan minyak kelapa sawit.
"Gapki juga berharap agar Rusia dapat berperan sebagai hub ekspor ke negara-negara tetangga, terutama yang tidak memiliki kelapa sawit, seperti Uzbekistan, Pakistan, dan Tajikistan," tuturnya.
Pemerintah Indonesia dan Rusia menggelar Roscongress International Bussiness Forum di Hotel Raffles, Jakarta, pada Senin, 14 April 2025. Sejumlah pembicara dijadwalkan akan membahas kerja sama perekonomian kedua negara. Acara ini turut melibatkan Pusat Ekspor Rusia (REC).
Forum ini juga akan mempertemukan lebih dari 30 perusahaan Rusia, termasuk produsen solusi digital, produk makanan, peralatan khusus, dan industri lainnya. Forum tersebut diselenggarakan oleh Yayasan Roscongress di bawah merek Roscongress International dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).