TEMPO.CO, Jakarta - Mohammad Guntur Soekarnoputra, putra sulung mantan presiden Sukarno, akan memamerkan lebih dari 550 foto hasil hobinya memotret dalam pameran "Gelegar Foto Nusantara: Potret Sejarah dan Kehidupan Oleh Guntur Soekarno" di Galeri Nasional Indonesia selama 7-13 Juni 2025 mendatang. Acara ini merupakan bagian dari peringatan Bulan Bung Karno selama Juni ini.
Pameran Guntur ini untuk mengenang dan merayakan semangat perjuangan dan ide-ide Bung Karno, khususnya dalam hal kemerdekaan, nasionalisme, dan pembangunan. Karya yang dia pamerkan ini merupakan foto pilihan selama 69 tahun ia berkarya sejak 1956. Guntur merekamnya dengan 10 kamera analog maupun digital.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guntur, yang akrab dipanggil Mas Tok, menjelaskan bahwa bulan Juni ini menjadi ajang untuk mengenang Sukarno dalam tiga momen bersejarah bagi Indonesia. Ketiganya adalah hari lahirnya Pancasila (1 Juni 1945), hari lahirnya Sukarno (6 Juni 1901) dan hari meninggalnya Sukarno (21 Juni 1970).
Pameran ini merupakan pameran foto Guntur kedua. Sebelumnya, ia pernah berpameran pada November 1994. ”Pameran yang terdahulu lebih dari 400 foto. Kali ini lebih dari 550 foto. Ada foto-foto Bung Karno, tokoh-tokoh, artis, hingga aktivitas masyarakat, terutama yang belum pernah dipublikasikan,” kata Guntur saat konferensi pers di Galeri Nasional Indonesia pada Senin, 2 Juni 2025.
Di antara foto itu adalah potret Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Presiden Sukarno di beberapa peristiwa dan kunjungan, foto Bung Hatta di ruang kerjanya serta potret Presiden Suharto dan Tien Suharto. Ada pula foto pemandangan dan masyarakat dalam berbagai aktivitas.
Guntur menjelaskan bahwa ia menyukai kegiatan fotografi sejak kecil setelah mendapat kamera dari Sukarno sebagai hadiah kenaikan kelas. Sejak itu ia tertarik untuk mengabadikan setiap momen di mana pun dan kapan pun hingga kini.
Guntur selalu membawa kameranya ke mana-mana. Dengan begitu, ia merekam momen-momen penting dalam sejarah Indonesia, seperti upacara; pertemuan Presiden Sukarno dengan tokoh dunia, baik di dalam maupun luar negeri saat kunjungan kenegaraan; dan momen lainnya. Ia juga memotret kehidupan keluarga Sukarno dan interaksinya dengan masyarakat. Foto-foto itu memperlihatkan sisi humanis dari seorang Sukarno saat itu.
Guntur juga memotret banyak tokoh, pejabat, dan artis. Hal ini memperlihatkan perspektif dan kedalaman ekspresi Guntur. Beberapa tokoh yang dia abadikan antara lain adalah Ali Sadikin, Liem Sioe Liong, B.J. Habibie, L.B. Moerdani, Try Sutrisno, dan Joop Ave.
Guntur mengaku bahwa dalam memotret ia lebih mengandalkan pencahayaan alami dan mencari angle atau objek yang menarik dan komposisi. Ia seringkali memotret peristiwa secara spontan tapi juga banyak memotret model perempuan yang dia siapkan dengan matang. Ia menonjolkan objek utama dan memberikan konteks serta makna untuk menyampaikan pesan tertentu dari karyanya.
Melalui pameran ini Guntur ingin menggalang dana untuk masyarakat yang membutuhkan, terutama para seniman, musisi, dan pekerja kreatif lain, sebagai bentuk kepedulian dan gotong royong, nilai-nilai yang dia warisi dari Bung Karno. Pameran ini rencananya akan dibuka oleh mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan ditutup oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon.