AWAL pekan lalu, Kanada, bersama Prancis dan Inggris, mengeluarkan pernyataan bersama, mengecam Israel. Pernyataan tersebut menggambarkan penderitaan di Gaza sebagai "tidak dapat ditoleransi" dan mengkritik bantuan kemanusiaan terbatas yang diizinkan oleh Israel sebagai "sama sekali tidak memadai."
Pernyataan itu juga mengutuk tanggapan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menyebutnya "sepenuhnya tidak proporsional" dan "mengerikan." Menurut jurnal medis The Lancet, tindakan Israel telah mengakibatkan kematian 54.000 warga Palestina di Gaza - jumlah yang secara luas diyakini sebagai jumlah yang lebih rendah.
Bagaimana Hubungan Kanada dan Israel Sebelumnya?
Kecaman langsung Kanada terhadap Israel mungkin tak pernah terbayangkan sebelumnya. Negara ini mulai mengalami pergeseran pendekatan terhadap Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut CBC, selama kepemimpinan Stephen Harper, mulai 2011, Kanda menjadi menjadi salah satu pendukung Israel yang paling vokal di panggung dunia. Harper menyejajarkan Kanada dengan sekelompok kecil negara pro-Israel, termasuk Amerika Serikat dan beberapa negara kepulauan Pasifik, yang sering kali berbeda pendapat dengan mayoritas anggota PBB dalam pemungutan suara yang diperdebatkan.
Kelompok ini secara rutin menentang resolusi yang mengkritik Israel atau mendukung kepentingan Palestina, sebuah perubahan yang mencolok dari catatan pemungutan suara Kanada yang lebih berimbang satu dekade sebelumnya. Harper juga menjalin hubungan pribadi yang erat dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang terkenal dengan penampilannya dalam sebuah duet piano untuknya pada 2014—sebuah tindakan yang masih dikenang di Israel. Langkah Harper ini diikuti oleh Justin Trudeau, yang juga menempatkan Kanada sebagai teman Israel.
Mengapa Kecaman Ini Terjadi Sekarang?
Michael Lynk, seorang profesor hukum Kanada dan mantan pelapor khusus PBB untuk Wilayah Palestina, mengatakan kepada Middle East Eye, "Kanada adalah kekuatan tengah dalam konteks Timur Tengah dan Israel. Namun, saya belum pernah melihat Kanada menggunakan bahasa yang begitu keras dalam waktu yang lama-mungkin tidak akan pernah."
Seorang mantan pejabat senior Kanada, yang berbicara secara anonim, juga mencatat bahwa ini adalah "nada baru yang belum pernah kami lihat sebelumnya."
Secara tradisional, Kanada telah mencari petunjuk dari Washington tentang bagaimana menanggapi perkembangan Timur Tengah, terutama pada masalah Israel-Palestina yang sensitif, yang menimbulkan reaksi publik yang intens di kedua belah pihak.
Akan tetapi, situasinya telah berubah. Pengepungan Israel selama dua bulan di Gaza telah menghancurkan hampir semua infrastruktur di daerah kantong tersebut, dan Kanada kini memiliki pemimpin baru—Perdana Menteri Mark Carney, yang berlatar belakang sebagai ekonom dan bukan politisi karier telah membuat pernyataan-pernyataannya menjadi lebih lugas.
Lynk berpendapat bahwa kurangnya beban politik yang dimiliki Carney, terutama dibandingkan dengan pendahulunya Justin Trudeau, telah memungkinkannya untuk merespons krisis kemanusiaan dengan lebih tegas. "Mengingat betapa kritisnya situasi ini, Carney mungkin hanya naik ke kesempatan ini," kata Lynk.
Carney, yang belum pernah mencalonkan diri untuk jabatan tersebut sebelum pemilu bulan lalu-di mana Partai Liberal yang dipimpinnya memenangkan pemerintahan minoritas-sebelumnya pernah menjabat sebagai gubernur Bank of England dan Bank of Canada. Dia telah menjelaskan bahwa dia melihat Kanada lebih dekat dengan mitra-mitra Eropa dibandingkan dengan AS, terutama setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan dengan pemerintahan Trump.
Tiga insiden besar yang melibatkan serangan terhadap pekerja kemanusiaan telah menguji dukungan Kanada terhadap Israel. Pembunuhan terhadap Hind Rajab yang berusia lima tahun, serangan terhadap konvoi bantuan, dan kematian seorang veteran Kanada pada April 2024, semuanya menuai kecaman internasional.
Serangan terbaru terhadap konvoi ambulans semakin memicu tuntutan akuntabilitas dan memaksa Kanada dan sekutunya untuk mempertimbangkan kembali dukungan mereka yang sebelumnya tak tergoyahkan.
Apakah Ini Berarti Pergeseran Sikap Kanada?
Mahkamah Internasional telah menggambarkan perang Israel selama 19 bulan di Gaza sebagai genosida yang masuk akal, dan beberapa organisasi hak asasi manusia, termasuk Amnesty International, telah melabelinya sebagai genosida.
Meskipun hanya Amerika Serikat yang memiliki pengaruh untuk memaksa gencatan senjata, mantan Presiden Trump sering kali mengejar kebijakan "America First"-nya sendiri, yang terkadang mengesampingkan Israel, seperti yang terlihat dalam hubungannya dengan Hamas, Houthi, dan Iran baru-baru ini.
Dengan kondisi Gaza yang berada dalam "keadaan genting", mantan pejabat Kanada itu menjelaskan bahwa meskipun kelompok-kelompok lobi pro-Israel berpengaruh di Kanada, "mereka tidak memiliki keputusan akhir." Sistem politik Kanada memiliki lebih banyak pengawasan dan keseimbangan terhadap uang dan donasi dibandingkan AS, sehingga menyulitkan kelompok-kelompok lobi untuk mendominasi kebijakan.
Inggris dan Prancis yang telah mengeluarkan tindakan nyata dalam mengiringi kecamannya terhadap Israel. Kanada, pada bagiannya, sebelumnya telah mengeluarkan kritik, tetapi secara umum menghindari tindakan yang dapat membuat marah Amerika Serikat, sekutu utama Israel dan tetangga selatan Kanada yang kuat.