Macron Kecam Pembunuhan Muslim di Masjid: Tak Ada Rasisme di Prancis

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Emmanuel Macron mengecam penusukan seorang Muslim di sebuah masjid di bagian selatan Prancis. Ia mengatakan tak pernah ada tempat untuk rasisme dan kebencian di Prancis. 

"Rasisme dan kebencian berdasarkan agama tidak boleh ada di Prancis. Kebebasan beribadah tidak boleh dilanggar," tulis Macron di X saat ditanya tentang komentar pertamanya terkait pembunuhan Muslim di hari Jumat, 26 April 2025, seperti dilansir dari France 24. Ia menyampaikan dukungannya kepada sesama warga Muslim di Prancis. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seorang jamaah masjid ditikam puluhan kali pekan lalu. Pelaku memfilmkannya dengan telepon seluler sambil meneriakkan hinaan terhadap Islam dalam serangan hari Jumat di desa La Grand-Combe di wilayah Gard.

Perdana Menteri Prancis François Bayrou telah mengecam kejahatan tersebut sebagai Islamofobia. Terduga pelaku mengirimkan video yang direkamnya dengan telepon genggam kepada orang lain. Dalam video itu, korban tengah merintih kesakitan. Video itu kemudian dibagikan di platform media sosial sebelum dihapus. 

Seorang sumber yang dekat dengan kasus tersebut, mengatakan tersangka pelaku telah diidentifikasi sebagai warga negara Prancis asal Bosnia yang bukan seorang Muslim. Korban, seorang pemuda Mali berusia 20-an, dan penyerang berada sendirian di dalam masjid saat kejadian.

Setelah awalnya berdoa bersama pria tersebut, penyerang kemudian menikam korban hingga 50 kali sebelum meninggalkan tempat kejadian perkara. Jasad korban baru ditemukan pada pagi harinya saat jamaah lainnya tiba di masjid untuk salat Jumat.

Usai pembunuhan tersebut, unjuk rasa menentang Islamofobia berlangsung Minggu malam, 27 April 2025, di Paris.  Dewan Agama Islam Prancis (CFCM) mengatakan serangan teroris anti-Muslim itu membuat komunitas Muslim merasa ketakutan. ia mendesak umat Muslim di Prancis untuk sangat waspada.

Penyerang hanya diketahui bernama Olivier, lahir di Prancis pada tahun 2004 dan menganggur tanpa catatan kriminal. Jaksa wilayah Abdelkrim Grini mengatakan ia berbahaya. 

Pelaku telah menyerahkan diri di kantor polisi di Italia, menurut jaksa penuntut Prancis pada Senin, 28 April 2025. "Hal ini sangat memuaskan bagi saya sebagai jaksa. Melihat efektivitas langkah-langkah yang diambil, tersangka tidak punya pilihan selain menyerahkan diri, dan itu adalah hal terbaik yang dapat dilakukannya," kata Abdelkrim Grini, jaksa kota Alès di selatan, yang menangani kasus tersebut.

Read Entire Article
Parenting |