SAFEnet Sebut Serangan Digital ke Tempo Tak Bisa Dilakukan Sembarang Orang

4 days ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Nenden Sekar Arum mengatakan, serangan digital yang didapatkan Tempo tak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Menurut dia, perlu keahlian khusus bagi individu untuk bisa melakukan serangan distributed denial of service (DDoS).

"Itu merupakan serangan teknis yang memerlukan keahlian khusus," katanya saat dihubungi, Kamis, 10 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengatakan, meski dapat dipetakan, pelaku serangan digital cenderung sulit dilacak. Begitu pula dengan motif penyerangan situs web tersebut.

Menurut dia, untuk mengungkap kasus serangan siber memerlukan digital forensik oleh aparat guna membaca data server web yang disasar. Namun, ujar dia, langkah itu berpotensi menimbulkan risiko yang lain.

"Karena aparat belum tentu bisa dipercaya dalam mematuhi konsen atau tidak menyalahgunakan akses," ucapnya.

Adapun Tempo mendapatkan serangan digital sejak 8 April atau setelah terbitnya laporan konten premium sekaligus edisi cetak berjudul Tentakel Judi Kamboja. Laporan langsung dari Kamboja yang menyoroti dugaan keterlibatan politikus maupun pengusaha Tanah Air di bisnis judi online itu terbit pada Senin, 7 April 2025.

Serangan DDoS itu setidaknya membuat situs berita Tempo lumpuh beberapa hari. Serangan siber berlangsung dengan pola yang lebih terorganisir pada hari kedua setelah masifnya serangan awal.

Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra belum dapat memastikan betul apakah serangan digital ini punya kaitan langsung dengan laporan judi online. "Serangan DDoS tampaknya ingin menghalangi akses publik membaca informasi di Tempo," kata Setri dalam keterangannya, Kamis, 10 April 2025.

Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta Irsyan Hasyim mendesak pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri) segera mengusut tuntas serangan digital dan peretasan yang dialami oleh Tempo. “Kami mendesak pihak Polri untuk segera mengusut tuntas kasus-kasus serangan digital dan peretasan yang dialami korban-korban sebelumnya,” kata Irsyan.

Read Entire Article
Parenting |