Siap Bernegosiasi, Airlangga Sebut Indonesia akan Beli Produk Asal AS hingga US$ 18 Miliar

1 day ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan bahwa Indonesia bakal membeli produk asal Amerika Serikat hingga mencapai US$ 18 miliar. Rencana tersebut sebagai upaya negosiasi merespons pemberlakuan tarif resiprokal AS.

Menurut Airlangga, pemerintah berencana untuk mengompensasi defisit atau selisih kekurangan ekspor dan impor perdagangan dengan membeli produk-produk asal negara Paman Sam. “Indonesia akan beli barang dari Amerika sesuai kebutuhan, nilainya mendekati (US$ 18 miliar),” ujarnya dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, 14 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tim delegasi, kata Airlangga, bakal berangkat ke AS untuk negosiasi langsung mulai besok. Pemerintah akan membawa beberapa poin penawaran dalam kunjungan kerja pada 16-23 April 2025.

Tarif resiprokal adalah tarif tambahan yang dikenakan Amerika Serikat kepada negara-negara mitra dagang yang mengalami suplus perdagangan dengan AS. Sebaliknya AS mengalami defisit perdagangan dengan negara-negara tersebut.

Kantor perwakilan dagang AS atau United States Trade Representative (USTR) mengklaim perdagangan Amerika dengan Indonesia mengalami defisit hingga US$ 17,9 miliar pada 2024. Naik 5,4 persen atau US$ 923 juta dari tahun 2023. Sehingga Indonesia dikenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen.

Di satu sisi, Indonesia juga bakal mengurangi batasan kuota impor yang semula diterapkan pada beberapa komoditas asal AS. Khususnya untuk produk-produk agrikultur seperti seperti wheat, soya bean dan kapas. 

Sebelumnya ,Presiden Prabowo Subianto telah memaparkan rencana pembelian impor tambahan asal AS dalam Sarasehan Ekonomi di Menara Mandiri, Sudirman, Jakarta, Selasa 8 April 2025. "US$ 17 miliar surplus kita, US$ 17 miliar kita akan beli dari Amerika," ucap kepala negara.

Prabowo menyampaikan ada beberapa komoditas atau produk asal AS yang pembeliannya bisa ditambah. “Apa yg kita butuh dari Amerika? Kita butuh LPG US$ 9 miliar, kita butuh BBM, kita bisa impor lagi. Kita butuh alat teknologi. Kedelai kita butuh dari mereka, gandum apalagi, kapas, pesawat terbang,” ujarnya.

Read Entire Article
Parenting |