PSSI memperkuat timnas Indonesia di berbagai sektor termasuk menunjuk Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Indonesia.
3 Juni 2025 | 00.02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Indonesia akan berhadapan dengan Cina dalam laga putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta pada Kamis, 5 Juni 2025.
Dalam rangka menuju Piala Dunia dan perkembangan sepak bola Indonesia, PSSI memperkuat tim di berbagai sektor termasuk menunjuk Simon Tahamata sebagai Kepala Pemandu Bakat Sepak Bola Indonesia. “Saya senang ada di sini. Alasan saya karena kita punya talent dan pelatih Patrick (Kluivert) meminta saya agar di sini. Saya bisa saja kembali ke Ajax tapi saya memilih pulang ke sini. Menolong pemain Patrick di sini, menolong Indonesia dan juga anak-anak muda,” katanya saat ditemui dalam sesi latihan timnas Indonesia di Stadion Madya GBK, Senin, 2 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, ekosistem sepak bola Indonesia agak terlambat dibandingkan Belanda. Mantan pemain timnas Belanda kelahiran Maluku, 26 Mei 1956 itu mengatakan, di Negeri Kincir Angin bakat sudah mulai dipandu sejak di bawah 8 tahun. “Tapi di sini 13-15 tahun dan itu terlambat. Makanya Patrick tanya saya minta tolong saya agar timnas bermain dengan modal saya di Ajax, sebab itu saya ada di sini. Tak ada politik. Saya ini murni buat olahraga saya mau Indonesia maju, dan Indonesia akan besar,” ujarnya.
Mantan bintang Ajax itu mengatakan alih-alih terus-menerus merekrut pemain abroad, ia ingin anak-anak muda di Indonesia bisa masuk timnas Indonesia. “Ke depan saya bisa tolong Indonesia menang lawan Cina dan Jepang. itu bisa terjadi dengan adanya anak-anak muda. Saya tak mau pakai anak luar Indonesia,” ujarnya.
Untuk target pemain yang dia incar sebagai kepala pemandu bakat, Simon menegaskan ingin pemain yang punya mental juara. Sebab, ia menyukai sistem 4-3-3 yang dikenal dengan Total Football dan memerlukan tenaga ekstra bagi pemain. “Saya ingin pemain yang bagus di sisi mental juara, teknis, dan profesional. Karena saya ini ukurannya kecil tapi melawan pemain yang badannya besar. Makanya meski pintar jadi pemain,” ujarnya.
Simon akan bekerja sama dengan pelatih Patrick Kluivert, Gerald Vanenburg, Nova Arianto dan staf lain untuk memastikan keberlanjutan, kualitas, serta perkembangan tim nasional dan sepak bola Indonesia.
Simon merupakan salah satu pemain andalan timnas Belanda saat masih aktif sebagai pemain. Dia mencatat debutnya untuk Timnas Belanda pada 22 Mei 1979 di Bern, Swiss dalam pertandingan ulang tahun FIFA ke-75 melawan Argentina. Dari 22 penampilan bersama Belanda, dia mampu mencetak dua gol. Sebagai pemain sayap, Simon Tahamata memulai karier sepak bolanya di klub TSV Theole pada 1967-1971. Setelahnya, ia bergabung dengan tim junior Ajax, Belanda hingga 1975.
Simon pensiun sebagai pemain sepak bola pada 1996. Seusai pensiun sebagai pemain, Simon Tahamata meneruskan karier menjadi pelatih akademi Ajax Amsterdam, Standard Liege, Beerschot, dan Al Ahli. Sejak September 2015, selain bertugas di Ajax, ia juga membentuk akademi sepak bola, Simon Tahamata Soccer Academy.
Pilihan Editor: Bakal Debut Bela Timnas Indonesia Lawan Cina, Emil Audero Tak Grogi