TEMPO.CO, Jakarta - Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) merespons soal rencana Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengalokasikan rumah subsidi untuk 1.000 pengemudi ojek online mitra Gojek. SPAI meminta program subsidi perumahan untuk ojol, taksi online, dan kurir didistribusikan untuk pengemudi yang memang membutuhkan.
“Mendesak agar didistribusikan kepada pengemudi ojol yang paling membutuhkan secara ekonomi dengan tingkat pendapatan yang rendah,” kata Ketua SPAI Lily Pujiati dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SPAI juga meminta agar program ini diberikan tanpa syarat dan kriteria yang diskriminatif. Adapun kriteria diskriminatif itu seperti ketentuan yang mengharuskan pengemudi ojol untuk bekerja dengan hari aktif 25 hari per bulan, jam online 200 jam per bulan, tingkat penerimaan bid dan penyelesaian trip 90 persen.
“Sebaliknya, kami mengajukan subsidi perumahan ojol ini diprioritaskan pada pengemudi perempuan yang menjadi orang tua tunggal, dan pengemudi difabel. Kemudian, dalam pelaksanaannya dilakukan secara adil dan transparan,” kata Lily.
Tak hanya itu, SPAI juga mendesak Kementerian Ketenagakerjaan agar mengakui dan menetapkan ojol dan kurir sebagai pekerja tetap. Status ini dianggap penting karena bisa memberikan kepastian pendapatan dalam membayar cicilan program perumahan setiap bulan.
“Dengan demikian, pengemudi ojol mendapatkan kepastian pendapatan dan keberlangsungan kerja dalam bentuk upah minimum (UMP), upah lembur, cuti haid dan melahirkan serta hak pekerja lainnya,” kata Lily.
CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) Patrick Walujo menyatakan dukungannya terhadap program rumah subsidi untuk mitra pengemudi ojek online alias ojol ini. “Kami sangat mendukung program kepemilikan rumah, terutama untuk mitra pengemudi kami,” kata Patrick di Kementerian PKP pada Selasa, 8 April 2025. “Tujuan kami sama, kami mau mitra kami lebih sejahtera dan punya rumah sendiri.”
Sebelum ada program ini, Patrick mengklaim GoTo telah memiliki program serupa bernama Swadaya. Namun, jumlahnya masih minim. Karena itu, ia mendukung kebijakan pemerintah soal kelonggaran-kelonggaran kriteria kredit rumah untuk rakyat.
“Kami harap bisa lebih banyak mitra pengemudi kami yang eligible, bisa memenuhi kriteria untuk bisa berpartisipasi dalam program ini,” tutur Patrick.
Ia juga menyatakan GoTo siap bekerja sama dengan Bank Tabungan Negara (BTN) maupun mitra terkait lainnya untuk merealisasikan program tersebut. Selain itu, Patrik menyebut GoTo siap membantu desain program kepemilikan rumah subsidi ini agar skalanya bisa lebih besar. “Kami siap membantu karena memang slogan kami Karya Anak Bangsa. Kita berjuang untuk Indonesia bersama-sama,” ujarnya.
Riri Rahayu berkontribusi dalam penulisan artikel ini.