Temuan ICW: Proyek Makan Bergizi Gratis di Jakarta Berjalan Buruk

6 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan pelaksanaan proyek Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah di Jakarta berjalan buruk. Organisasi independen yang kerap menyuarakan anti-korupsi ini membuat penelitian mengenai program MBG.

Staf Divisi Riset ICW Eva Nurcahyani menjelaskan bahwa lembaganya melakukan observasi langsung di 36 tempat di Jakarta pada 12 Maret hingga 24 April 2025. Lokasi yang ditinjau oleh ICW termasuk Sekolah Dasar hingga menengah, Sekolah Luar Biasa Negeri, hingga Satuan Pelayanan Pemulihan Gizi (SPPG). ICW mewawancarai langsung pihak pelaksana dan penerima manfaat MBG.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jadi kami melakukannya secara acak, karena kami juga beberapa kali ada masuk di sekolah-sekolah di wilayah Jakarta dan belum mengimplementasikan MBG ini,” kata Eva dalam diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, pada Selasa, 29 April 2025.

ICW menemukan paling tidak ada empat masalah program MBG dalam lingkup sekolah. Pertama masalah teknis dan operasional distribusi. Lembaga ini kesulitan mendapatkan informasi resmi tentang daftar sekolah penerima atau mekanisme pemilihan sekolah dari Badan Gizi Nasional. Menurut Eva, publik dan sekolah tidak mengetahui dasar pemilihan sekolahan penerima MBG. Sekolah dengan fasilitas logistik lebih lengkap diduga diutamakan.

Masalah kedua yang jadi sorotan ICW adalah soal kualitas dan standarisasi layanan. Ketiga, ICW juga menemukan dampak terhadap ekosistem sekolah seperti beban kepada guru dan penurunan omzet kantin. Masalah terakhir adalah aksesibilitas dan inklusivitas yang belum maksimal di sekolah luar biasa.

Sementara di lingkup SPPG, ICW menemukan kurangnya transparansi dalam proses seleksi mitra. ICW melihat perbedaan dalam sistem distribusi pembayaran. ICW menyebut beberapa SPPG juga didominasi unsur TNI, menimbulkan keraguan atas netralitas pengelolaan anggaran publik, yang berpotensi melanggar UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Bersih, khususnya Pasal 1 angka 5 tentang larangan nepotisme.

Temuan terbaru ICW itu serupa dengan Liputan investigasi Tempo menemukan bahwa aktor di balik yayasan itu merupakan keluarga dan pendukung Prabowo dalam pemilihan presiden 2024. Para aktor di balik yayasan itu terungkap setelah tim investigasi mendapat cerita dari narasumber yang mengetahui implementasi makan bergizi gratis di sejumlah daerah. Laporan lengkapnya terbit pada 20 April 2025.

Eva mengatakan ICW akan membahas temuan soal pelaksanaan bergizi gratis ini dengan Koalisi Masyarakat Sipil untuk ditindaklanjuti lebih jauh. Sejauh ini, dia menyimpulkan Pelaksanaan proyek MBG di Jakarta menunjukkan bahwa tata kelolanya masih jauh dari prinsip good governance.

“Buruknya perencanaan, lemahnya transparansi, akuntabilitas, serta minimnya keterlibatan publik mencerminkan tata kelola yang tidak baik,” kata Eva. dia mengatakan. tata kelola yang buruk MBG sangat rentan membuka celah korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan penggunaan anggaran publik yang tidak tepat sasaran.

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana belum merespons pertanyaan yang dikirim ke nomor Whatsapp soal sigi implementasi MBG yang dilakukan oleh ICW. Dalam wawancara dengan Tempo yang terbit pada 20 April 2025, Dadan mengatakan saat ini terdapat 1.072 satuan layanan pemenuhan gizi atau dapur yang tersebar di 38 provinsi. “Secara umum berjalan baik,” kata dia.

Pilihan Editor: Keracunan Massal Makan Bergizi Gratis

Read Entire Article
Parenting |