Trump Ancam Iran dengan Bom Jika Tolak Sepakati Soal Nuklir

1 day ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengebom Iran dan mengenakan tarif sekunder jika tidak mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai program nuklir. Dalam pernyataan pertama Trump sejak Iran menolak negosiasi langsung dengan Washington minggu lalu, ia mengatakan bahwa pejabat AS dan Iran sedang terlibat pembicaraan. Namun tak ada keterangan lebih lanjut isi pembicaraan keduanya.

"Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman," kata Trump dalam wawancara telepon yang dikutip dari Reuters. "Itu akan menjadi pengeboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada kemungkinan bahwa jika mereka tidak membuat kesepakatan, saya akan mengenakan tarif sekunder pada mereka seperti yang saya lakukan empat tahun lalu," ujarnya.

Iran mengirimkan tanggapan melalui Oman atas surat dari Trump. Dalam suratnya, Trump mendesak Teheran mencapai kesepakatan nuklir baru. Sementara Iran menolak negosiasi langsung dengan Amerika Serikat dengan ancaman militer, menurut menteri luar negeri Teheran.

Presiden Iran Masoud Pezeshkian menegaskan kembali kebijakan tersebut pada hari Minggu. "Negosiasi langsung (dengan AS) telah ditolak, tetapi Iran selalu terlibat dalam negosiasi tidak langsung, dan sekarang Pemimpin Tertinggi telah menekankan bahwa negosiasi tidak langsung masih dapat dilanjutkan," katanya.

Dalam wawancara dengan NBC yang dilansir oleh Reuters, Trump juga mengancam akan memberlakukan apa yang disebut tarif sekunder. Tarif ini akan memengaruhi pembeli barang suatu negara, baik di Rusia maupun Iran. Ia menandatangani perintah eksekutif minggu lalu yang mengesahkan tarif tersebut bagi pembeli minyak Venezuela.

Trump mengatakan kepada wartawan pada Minggu, 30 Maret 2025, dia akan membuat keputusan tentang tarif sekunder jika Teheran menolak kesepakatan. "Kami mungkin akan menunggu beberapa minggu dan jika kami tidak melihat kemajuan, kami akan menerapkannya. Kami tidak akan menerapkannya sekarang. Namun jika Anda ingat, saya melakukannya enam tahun lalu, dan hasilnya sangat baik," katanya.

Teheran sejauh ini menolak peringatan Trump untuk membuat kesepakatan soal nuklir atau menghadapi konsekuensi militer. 

Negara-negara Barat menuduh Iran memiliki agenda rahasia untuk mengembangkan kemampuan senjata nuklir dengan memperkaya uranium ke tingkat kemurnian fisil yang tinggi, di atas apa yang mereka katakan dapat dibenarkan untuk program energi atom sipil. Teheran mengatakan program nuklirnya sepenuhnya untuk keperluan energi sipil.

Pilihan editor: Top 3 Dunia: Pesan Idul Fitri Sekjen PBB hingga Serangan Dore Rusia

Read Entire Article
Parenting |