Bank Indonesia Soroti Pentingnya Ketegasan IMF Merespons Kondisi Global

9 hours ago 3

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyoroti perlunya peran aktif Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) menghadapi tantangan global akibat perubahan kebijakan perdagangan. Pernyataan ini disampaikan Perry dalam Pertemuan Musim Semi atau Spring Meeting yang diadakan IMF dan Bank Dunia di Washington DC, Amerika Serikat.

Menurut Perry, IMF perlu tegas menyarakan pentingnya kebijakan perdagangan internasional yang terbuka untuk mendorong pertumbuhan. “IMF memiliki peran strategis dalam menyampaikan sikap yang tegas, terutama dalam merespons tantangan bersama yang dapat mengancam stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan global,” ucap Perry dalam keterangan resmi Bank Indonesia, dikutip pada Ahad, 27 April 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagai perwakilan kawasan, Perry juga menyampaikan, ASEAN berkomitmen mewujudkan sistem perdagangan multilateral yang terbuka, inklusif, dan berbasis aturan. Perry mengatakan BI menyambut panduan IMF untuk mendorong perdagangan intra-regional, diversifikasi pasar ekspor, integrasi pasar modal, dan reformasi struktural untuk mendorong permintaan domestik.

BI juga menyambut upaya IMF meningkatkan pengawasan secara sistematis dan berkelanjutan berdasarkan pada Integrated Policy Framework (IPF). Dan tentunya, dengan tetap mempertimbangkan kondisi spesifik masing-masing negara. “BI juga menantikan langkah konkret IMF memperkuat jaring pengaman keuangan global, antara lain melalui penguatan kerja sama dengan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM), serta kemajuan nyata dalam reformasi kuota guna memperkuat kapasitas keuangan IMF sebagai lembaga berbasis kuota,” ujar Perry.

Terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani yang turut hadir dalam Spring Meeting menyampaikan, forum itu menjadi kesempatan bagi negara-negara untuk menurunkan tensi akibat tarif impor Amerika Serikat. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu pun menggunakan kesempatan yang ada untuk membandingkan catatan dengan Menteri Keuangan negara lain terkait upaya pendekatan ke Amerika Serikat. "Ini tentu tujuannya adalah supaya pada akhirnya akan ada sebuah solusi yang bisa bersifat menyeluruh, sehingga akan menimbulkan kepastian dunia,” ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers daring di Washington DC, Jumat, 25 April 2025.

IMF sendiri telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen pada 2025 dan 2026. Angka ini menurun dari proyeksi pada Januari 2025 yaitu sebesar 5,1 persen.

Proyeksi ini tertuang dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025 yang menganalisa dampak penyesuaian tarif Amerika Serikat. “Negara-negara Asia yang sedang berkembang, khususnya Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), menjadi salah satu yang paling terdampak oleh tarif (Amerika Serikat),” tulis IMF dalam laporannya. Adapun proyeksi pertumbuhan ekonomi pada untuk emerging Asia pada dan 2026 adalah 2025 4,6 persen.

Tidak hanya Indonesia, penerapan tarif resiprokal AS juga berdampak secara global. Pertumbuhan ekonomi global pada 2025 diprediksi turun menjadi 2,8 persen dari 3,3 persen pada proyeksi Januari 2025.

Read Entire Article
Parenting |