Bantahan OCI soal Memaksa Beri Makan Kotoran Hewan hingga Eksploitasi Eks Pekerja Sirkus

3 hours ago 2

TEMPO.CO, Jakarta - Oriental Circus Indonesia (OCI) membantah beragam tuduhan kekerasan dan eksploitasi yang dilayangkan para mantan pekerja sirkus. Dalam konferensi pers yang digelar pada di kawasan Jakarta Pusat pada hari ini, Senin, 21 April 2025, OCI menghadirkan dua saksi baru sebagai upaya membantah tuduhan-tuduhan tersebut.

Salah satu saksi, Murni, mantan pawang gajah sirkus OCI berusia 53 tahun, menampik dugaan pekerja sirkus yang pernah dipaksa memakan kotoran gajah pada masa pelatihan. “Selama saya masih ada di OCI untuk mengurus gajah, saya belum pernah mendengar, belum pernah melihat, bahwa ada cerita (pekerja) dijejali kotoran gajah,” kata Murni.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, sejumlah mantan pekerja sirkus OCI mengaku telah mengalami eksploitasi sejak 1970-an. Meiliana Damayanti, contohnya, ia menyatakan pernah mendapat perlakuan tidak manusiawi oleh pemilik dan pengelola OCI, yakni dijejali kotoran hewan, dirantai, hingga dipisahkan dari anak kandungnya.

Perempuan yang akrab disapa Butet itu mengaku sempat dipaksa memakan kotoran hewan karena mencuri daging empal ketika berusia 10 tahun. “Itu saya dijejali tahi gajah. Pokoknya mereka (memperlakukan saya) tidak manusiawi sama sekali,” katanya saat menemui perwakilan Kementerian Hak Asasi Manusia di Jakarta Selatan, Selasa, 15 April lalu.

Butet juga bercerita pernah mengalami pemukulan dan dirantai kakinya oleh keluarga pemilik OCI. Menurut pengakuannya, ia tidak pernah merasakan kasih sayang di sana dan tak pernah mendapat pendidikan formal. 

Butet memutuskan meninggalkan OCI pada 1994 setelah melahirkan seorang anak perempuan di sana. Saat hamil besar sekitar delapan bulan dan setelah melahirkan, ia menyatakan tetap dipaksa beratraksi di panggung sirkus. “Sampai saya tidak menyusui sama sekali,” katanya.

Dalam pengakuannya sebagai saksi, Murni turut menyangkal tuduhan-tuduhan tersebut. Ia memastikan tidak pernah melihat Butet tampil dalam kondisi hamil 8 bulan. “Tidak ada itu, karena pawang gajahnya saya. Kalau orang hamil itu tidak bisa naik gajah sambil pegangan dan berjalan,” tutur dia.

Sementara itu Girah, saksi lain yang dihadirkan OCI, mengaku tidak pernah melihat adanya eksploitasi sejak dini seperti yang diadukan eks pemain sirkus. “Saya bekerja di tempat Pak Hadi sejak 15 Desember 1982 sampai sekarang, tugas saya membantu urusan rumah tangga dan kadang-kadang mengawasi anak-anak,” kata dia. Hadi yang dimaksud adalah Hadi Manansang, pendiri OCI.

Dia membantah kabar bahwa anak dari Butet, Debora, telah dilatih sirkus sejak usia dua tahun. “Debora memang pernah ada di rumah Pak Hadi, tapi tidak untuk latihan, hanya main-main saja,” ujarnya.

Girah juga memastikan, anak-anak angkat yang tinggal di rumah bosnya mendapat makanan dan perlakuan yang sama. “Kalau ada tukang masak, ya masaknya ayam, semua makan ayam, ada telur, ada susu, sayur, buah, pokoknya lengkap empat sehat lima sempurna,” kata Girah.

Dia turut bersaksi bahwa Frans Manansang, anak Hadi yang menjadi salah satu pendiri Taman Safari Indonesia (TSI), merupakan orang yang baik. Ia membantah anggappan bahwa Frans adalah salah satu pengurus sirkus yang dikenal kejam.

“Pak Frans itu baik sekali. Kalau karyawan salah pun tidak pernah disakiti,” tuturnya memberi kesaksian.

Nabiila Azzahra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article
Parenting |