Gala Pustaka Nusantara Himpun Literasi dan Dokumentasi Budaya Berbasis Digital

5 hours ago 3

Lewat Gala Pustaka Nusantara, literasi dan dokumentasi kebudayaan Nusantara bisa terhimpun dengan cepat yang tersaji dalam hitungan detik.

1 Mei 2025 | 08.26 WIB

 Dok.Gapura.

Gala Pustaka Nusantara dengan situs gapura.org menghimpun literasi dan dokumentasi kebudayaan Nusantara. Foto: Dok.Gapura.

TEMPO.CO, Bandung - Pusat Studi Sunda di Bandung mengembangkan sistem informasi berbasis digital yang memuat literasi dan dokumentasi kebudayaan Nusantara. Lewat Gala Pustaka Nusantara dengan situs gapura.org, lebih dari satu juta halamannya memuat naskah, buku, majalah, koran, jurnal, hasil penelitian, dan manuskrip.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami ingin menciptakan big data kebudayaan Nusantara yang bisa diakses secara cepat dalam hitungan detik secara gratis,” kata Rahmat Taufiq Hidayat pengelola gapura.org kepada Tempo usai peluncuran situs itu di Perpustakaan Ajip Rosidi di Bandung, Senin, 28 April 2025.

Kecepatan Akses Gapura yang Dibuat Gala Pustaka Nusantara

Kecepatan menyajikan hasil pencarian menurutnya menjadi keunggulan situs bagi masyarakat dan khususnya para peneliti. Dari pencarian yang dijajal Tempo lewat komputer, seperti memasukkan nama WS Rendra, angklung, sinden, carok, wayang kulit, tari saman, semua hasilnya muncul dalam hitungan puluhan milidetik. 

Pengguna bisa mengakses informasinya melalui smartphone juga komputer. Menurut Rahmat proses pembuatan situs itu memakan waktu selama dua tahun yang digarap oleh tim beranggotakan 20 orang. Gapura merupakan pengembangan Pusat Studi Sunda setelah meluncurkan situs Sunda Digi yang khusus mengenai budaya dan bahasa Sunda. “Pengunjungnya sekarang sudah 106 juta,” ujarnya.

Muatan data Gala Pustaka Nusantara terhitung sejak akhir abad ke-19 yang termasuk ranah publik publik (public domain) yang karya-karya kreatif dan intelektualnya tidak lagi dilindungi oleh hak cipta atau hak kekayaan intelektual lainnya. Sebagian bahan lainnya dari penerbit buku dan pengarang yang mengizinkan karyanya untuk dimuat. 

Bekerja Sama dengan Malaysia, Brunei Darussalam, dan Belanda

Pengelola juga akan menjalin kerjasama dengan Malaysia dan Brunei Darussalam selain dengan KITLV (Koninklijk Instituut voor Taal –, Land – en Volkenkunde), lembaga ilmiah di Leiden, Belanda yang berdiri sejak 1851.  Selama sepekan sebelum peluncuran, menurut Rahmat, pengunjung situs gapura.org telah mencapai 25 ribu orang. Upaya lain yang dilakukan adalah membuat ensiklopedia sastra Indonesia dan sastra Sunda. “Kita ingin menyelamatkan artefak kebudayaan yang sangat banyak,” ujarnya.

Sementara itu Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang hadir dalam peluncuran gapura.org mengatakan pihaknya mendukung inisiatif yang bisa menjadi kantong-kantong budaya untuk percepatan kemajuan kebudayaan

Read Entire Article
Parenting |