Lalu Lintas Meningkat, Jasa Marga Berlakukan Contraflow di KM 55-KM 65 Arah Cikampek

3 hours ago 3

Rekayasa lalu lintas berupa contraflow diberlakukan karena terjadi peningkatan volume kendaraan saat libur panjang Waisak.

10 Mei 2025 | 14.11 WIB

Kendaraan melintas saat penerapan rekayasa lalu lintas lawan arah (contraflow) dua jalur di ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Karawang, Jawa Barat, 5 April 2025. PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) melakukan pembukaan jalur lawan arah dua jalur dari KM 70 hingga KM 47 arah Jakarta ruas Tol Jakarta-Cikampek untuk mengurai volume lalu lintas arus balik Lebaran 2025. Antara/Bayu Pratama S

TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) melakukan rekayasa lalu lintas berupa contraflow pada KM 55 sampai dengan KM 65 arah Cikampek di Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek.

Contraflow berlaku pada hari ini sejak pukul 11.50 WIB karena pertambahan volume kendaraan saat momen libur panjang akhir pekan Hari Waisak. “Saat ini volume lalu lintas arah Cikampek di Ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek terpantau mulai meningkat,” kata Vice President Corporate Secretary & Legal PT JTT Ria Marlinda Paallo dalam keterangan tertulis, Sabtu, 10 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ria juga mengimbau agar pengguna jalan telah mempersiapkan diri sebelum melakukan pekerjaan. Misalnya memastikan kondisi tubuh sedang dalam keadaan prima, juga memastikan saldo uang elektronik untuk pembayaran tol dan bahan bakar minyak (BBM) cukup untuk perjalanan. “Kami mengimbau pengguna jalan tol Trans Jawa untuk mengutamakan keselamatan, mempersiapkan diri sebelum memasuki perjalanan di jalan tol,” ujar Ria.

Untuk mendapatkan informasi lalu lintas terkini, pengguna jalan tol juga dapat memantau informasi terbaru melalui aplikasi Travoy 4.5 atau menghubungi layanan One Call Center 24 jam Jasa Marga melalui nomor telepon 14080.

PODCAST REKOMENDASI TEMPO

Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971