TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menanggapi peristiwa Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyerang rombongan Komnas HAM regional Papua beberapa waktu lalu. Menurut dia, perlu adanya kolaborasi antar-instansi negara untuk menyelesaikan konflik di Papua.
"Di Papua itu bukan hanya tugas TNI, harus berkolaborasi," katanya ditemui di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Rabu, 30 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agus berpendapat, untuk membangun daerah-daerah terpencil, tak terkecuali Papua, perlu kerja sama berbagai pihak. Dia mencontohkan upayanya yang telah menandatangani sejumlah kerja sama dengan berbagai kementerian. "Saya sudah membuat MoU dengan Kementerian Transmigrasi, Kementerian PU, Kementerian Kesehatan," ucap jenderal bintang empat itu.
Agus menilai, dengan adanya kolaborasi itu bisa mengatasi kesulitan yang dialami masyarakat selama ini. "Jadi pemerintah hadir di kala masyarakat membutuhkan," katanya.
Sebelumnya, rombongan Komnas HAM perwakilan Papua ditembaki kelompok tak dikenal saat mengawasi proses pencarian aparat yang hilang di Distrik Moskona Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat Daya, pada Ahad pagi, 27 April 2025. Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey, mengungkapkan timnya menjadi sasaran penembakan saat berada di Sungai Rawara.
"Kami sedang melakukan MCK (Mandi Cuci Kakus) di sungai sekitar pukul 07.10 WIT, tiba-tiba ditembak dari seberang sungai sebanyak empat kali," kata Frits saat dihubungi, Senin, 28 April 2025.
Frits mengatakan saat itu ia berada di lokasi bersama empat anggota polisi. Insiden penembakan ini terjadi dalam rangkaian operasi pencarian Inspektur Satu Tomi Samuel Marbun, Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, yang dilaporkan hilang sejak 18 Desember 2024 dalam operasi penangkapan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM).
Frits mengatakan, tembakan yang menyasar kelompoknya dilakukan tanpa peringatan. Tembakan dilepaskan dari arah seberang sungai, sekitar 170 meter dari jarak rombongan Komnas HAM Papua.
Kontak tembak berlangsung sekitar 10-15 menit sebelum akhirnya situasi reda setelah tim mengerahkan drone untuk memantau pergerakan kelompok penyerang. Usai kejadian, Frits dan sejumlah anggota tim sipil dievakuasi ke Kampung Mayado untuk menghindari risiko serangan lanjutan. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Terpisah, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengakui kelompoknya melakukan penembakan kepada rombongan Komnas HAM Papua dan aparat tersebut.
“Penyerangan yang terjadi sejak 27 April 2025 kemarin terhadap pasukan militer Indonesia di Kali Rawara sebagai peringatan penting agar seluruh warga sipil yang terlibat dengan militer Indonesia di Kali Rawara untuk segera keluar dari wilayah operasi TPNPB dan terlebih kepada Fritz Ramandey," kata juru bicara TPNPB Sebby Sambom dalam siaran persnya, Senin, 28 April 2025.