PGE Catat Pendapatan Rp 1,69 Triliun pada Kuartal I 2025

3 hours ago 4

TEMPO.CO, Jakarta - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) membukukan pendapatan sebesar US$ 101,51 juta atau sekitar Rp1,69 triliun di kuartal i 2025. Direktur Keuangan PGE Yurizki Rio menyatakan kinerja keuangan ini menunjukkan efektivitas strategi bisnis berkelanjutan perusahaan. “Ini menunjukkan kinerja perusahaan masih tetap berada di jalur yang solid dalam mendukung transisi energi nasional,” ujarnya dikutip dari keterangan tertulis, Rabu, 30 April 2025.

Dia optimistis dengan kinerja keuangan yang positif tersebut bisa mewujudkan target kapasitas terpasang 1 gigawatt (GW) yang dikelola mandiri dalam dua hingga tiga tahun mendatang. Mengacu pada laporan keuangan per 31 Maret 2025, total aset PGE tercatat sebesar US$ 3,03 miliar, meningkat 0,93 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekuitas perusahaan naik 1,56 persen menjadi US$ 2,04 miliar. Sementara itu, kas dan setara kas bertambah 7,43 persen menjadi US$ 703,86 juta. Kas bersih dari aktivitas operasi juga naik 12,04 persen secara tahunan (YoY) menjadi US$ 77,47 juta.

Yurizki mengatakan PGE terus mempercepat pengembangan panas bumi dengan fokus pada efisiensi operasional dan belanja yang mendukung pertumbuhan jangka panjang. "Kinerja solid selama beberapa tahun terakhir menjadi fondasi kuat bagi PGE untuk berekspansi lebih agresif dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat," katanya.

Untuk mencapai target tersebut, PGE tengah menggarap sejumlah proyek strategis, termasuk pengembangan Lumut Balai Unit 2 berkapasitas 55 megawatt (MW), Hululais Unit 1 dan 2 dengan kapasitas 110 MW, serta proyek co-generation dengan total kapasitas mencapai 230 MW.

Proyek Lumut Balai Unit 2 ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2025. Dia mengatakan proyek ini dapat memperkuat portofolio energi hijau dan mendorong kinerja operasional sepanjang tahun ini.

Yurizki menambahkan, PGE berkomitmen untuk memperluas penggunaan energi bersih berbasis panas bumi. “Ini bertujuan mempercepat transisi energi di Indonesia di tengah ketidakpastian global akibat ketegangan geopolitik dan fluktuasi ekonomi,” ujarnya.

Read Entire Article
Parenting |