Sebanyak 19 Ribu Calon Pekerja Migran Indonesia Tujuan Korsel Belum Bisa Disalurkan

8 hours ago 2

TEMPO.CO, Solo - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengemukakan saat ini masih ada sekitar 19.000 calon pekerja migran Indonesia tujuan Korea Selatan belum bisa disalurkan. Saat ini pemerintah terus berupaya agar para calon pekerja migran itu bisa segera disalurkan.

"Sebenarnya kalau potensinya (peluang bekerja di Korsel) gede (besar), gede banget," ungkap Karding saat ditemui wartawan seusai menghadiri pembekalan orientasi pra pemberangkatan pekerja migran Indonesia G to G Korea Selatan di Solo, Jawa Tengah, Jumat, 9 Mei 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika dilihat dari persyaratan pekerja migran untuk bekerja di Korea Selatan, menurut Karding, relatif lebih longgar dibandingkan negara lain. Di antaranya lulusan SMP pun sudah cukup. Namun ia menyebut, kendala belum bisa disalurkannya 19.000 pekerja migran Indonesia ke negara itu berasal dari pihak Korea Selatan sendiri.

"Kan yang mau menerima bekerja mereka (Korea Selatan), jadi kalau mereka ekonominya sedang slow down, pemerintahannya juga ada sedikit pergantian presiden, dan mungkin juga UMKM-UMKM atau perusahaan-perusahaan di sana yang sedang mengalami stagnan, itu penyebabnya di situ," kata dia. 

Namun, Karding memastikan saat ini pemerintah terus mengupayakan agar para calon pekerja migran Indonesia yang masih menunggu giliran itu bisa tersalurkan segera. Termasuk melobi pemerintah Korea Selatan agar bisa membuka lebih banyak peluang kerja bagi para calon pekerja migran itu. 

"Lobi-lobi terus kami lakukan supaya dibuka ruang-ruang yang masih memungkinkan untuk menyalurkan calon-calon pekerja migran itu ke Korea," katanya. 

Adapun melalui kegiatan pembekalan kepada para calon pekerja migran Indonesia di Solo hari ini, Karding mengatakan hal-hal penting yang harus dipersiapkan sebelum keberangkatan mereka di antaranya adalah mental, penguasaan bahasa, dan pemahaman terhadap budaya dan kebiasaan masyarakat dan lingkungan di Korea Selatan. 

"Selain itu, para calon pekerja migran ini juga harus memahami bahwa ke sana untuk mencari uang," katanya.

Dia menegaskan para pekerja migran di Korea Selatan nantinya harus bisa mengatur pendapatan yang diperolehnya dari bekerja dengan baik, di antaranya jika harus ada yang dikirim ke keluarga di Tanah Air, dipakai untuk hidup di Korea, untuk investasi baik perumahan, tanah, maupun membeli emas atau di saluran-saluran investasi yang lain. 

"Mereka ke sana juga tidak hanya cari uang, cari ilmu, dan memperkuat skill tapi juga menjadi duta bangsa. Satu orang saja bermasalah di sana itu maka secara keseluruhan pekerja-pekerja, yang bekerja di Korea ini akan terpengaruh, bahkan bisa mempengaruhi citra buruk kita (Indonesia)," ucapnya

Sehingga pihaknya berharap agar pekerja migran Indonesia tetap bisa menjaga nama baik bangsa Indonesia. "Kita harus tetap menampilkan budaya adiluhung kita, hospitality kita yang terbaik di Asia dan bahkan dunia, harus ditampilkan dengan baik," katanya. 

Dia menambahkan dari 350 calon pekerja migran Indonesia yang akan ke Korea Selatan itu akan disalurkan ke sektor perikanan dan budi daya atau karamba. "Saya tadi lihat banyaknya di perikanan, ini ada dua satu one day fishing artinya berangkat pagi-pulang sore, ada juga yang untuk bekerja di budi daya atau karamba," ungkap dia.

Read Entire Article
Parenting |