TEMPO.CO, Bandung - Panitia Ujian Tulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Tes atau UTBK SNBT 2025 di Universitas Padjajaran (Unpad) menemukan beberapa kesamaan dalam modus pemakaian joki atau peserta pengganti. Sebagian besar joki ini memanipulasi foto peserta, mendaftar pada program studi kedokteran di berbagai kampus negeri, serta menagih ongkos jasa sekitar Rp 30-50 juta.
Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Unpad Inu Isnaeni Sidiq mengatakan modus manipulasi foto sudah dimulai sejak tahap pendaftaran. Dalam beberapa kasus kecurangan UTBK di Bandung, joki memakai identitas peserta asli, mulai dari nama, tanggal lahir, hingga nomor induk siswa nasional (NISN). “Namun foto di kartu peserta bukan wajah pendaftar melainkan foto joki,” ucapnya kepada Tempo pada Senin 5 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain kartu identitas, berkas lain yang bisa dijadikan sebagai pembanding keabsahan peserta UTBK adalah kartu identitas, ijazah, atau surat keterangan kelas XII. Menurut Inu, berkas pembanding ini juga rawan dimanipulasi.
Surat keterangan kelas XII dari sekolah juga belum memiliki standar. Keterangan itu seharusnya tetap memuat nama, NISN, tanggal lahir, dan foto. “Pada praktiknya, di lapangan banyak yang tidak sesuai,” ucap Inu. “Ada yang tidak disertai foto siswanya.”
Inu mengusulkan pendaftaran Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) terkoneksi dengan basis data pembanding, misalnya data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil atau data Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. “Agar kita bisa cek silang foto pendaftar dengan yang diunggah saat pendaftaran SNBT, bisa mengidentifikasi perbedaan.”
Panitia UTBK Unpad di Jatinangor sempat menemukan pendaftar yang memakai identitas seorang mahasiswi kampus negeri di Sumatera Utara. Setelah diperiksa, kata Inu, foto peserta ujiandi Unpad berbeda jauh dengan mahasiswa tersebut. Temuan itu tidak bisa ditindaklanjuti panitia karena peserta akhirnya tidak menghadiri ujian pada 26 April 2025.
Tak hanya di Unpad, panitia UTBK di Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI) Bandung juga mengungkap modus joki pada masa ujian. Joki yang belakangan diketahui berinisial LVN itu memasang foto sendiri di kartu ujian untuk menggantikan beberapa orang peserta.
Joki tersebut memasang beberapa foto, dengan gaya rambut yang dimodifikasi, untuk mengecoh petugas pendaftaran. Panitia di ISBI Bandung mengusulkan UTBK berikutnya diperkuat dengan alat pendeteksi wajah, untuk menangkal praktik joki.