TEMPO.CO, Jakarta - Tim Advokasi untuk Demokrasi (TAUD) membantah tudingan yang menyebut aksi peringatan Hari Buruh Internasional di depan Gedung DPR/MPR pada Kamis kemarin disusupi kelompok anarko. Koalisi masyarakat sipil tersebut memastikan seluruh demonstran yang ikut serta tidak terafiliasi dengan kelompok tertentu.
"Mereka ini adalah masyarakat yang memang punya kepedulian, tapi mereka bukanlah bagian dari (kelompok) itu," ujar perwakilan TAUD, Yulianto Behar Nggali Mara, ketika ditemui Tempo di Markas Polda Metro Jaya pada Jumat, 2 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebaliknya, Yulianto justru menyoroti tindakan aparat yang represif ketika mengamankan aksi demonstrasi kemarin. Bahkan, salah satu massa aksi yang kala itu ditangkap oleh polisi kini harus dirawat di Rumah Sakit Siloam.
"Kami menduga terjadi pemukulan. Kita tidak tahu siapa pelakunya tapi kami menduga dari aparat," ujar Yulianto.
Koalisi mengkritisi upaya penangkapan yang dilakukan oleh aparat kepolisian dengan sewenang-wenang tersebut. Termasuk dengan melakukan tindak kekerasan terhadap para demonstran. "Proses ini sebenarnya kalau kita lihat merupakan pembungkaman untuk tidak menyuarakan hal-hal kritis," ucapnya.
Sebelumnya, polisi menangkap 13 demonstran saat demonstrasi memperingati Hari Buruh Internasional 2025 di depan Gedung DPR RI ricuh. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi menyebut para demonstran yang ditangkap tersebut sebagai penyusup yang memprovokasi massa aksi lainnya.
"Aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR disusupi perusuh dari kelompok Anarko," kata Ade melalui keterangan resminya, Kamis, 1 Mei 2025.
Menurut Ade, tindakan yang dilakukan oleh para demonstran tersebut telah menganggu ketertiban di masyarakat. Bahkan Ade menilai, insiden tersebut telah jelas-jelas melanggar aturan hukum yang berlaku dan merupakan tindak pidana.
"Dia melempari sehingga membahayakan keselamatan para pengendara yang melintas," ujar Ade dalam konferensi pers, Jumat, 2 Mei 2025.
Demonstrasi Hari Buruh 2025 sendiri berujung ricuh setelah terjadi aksi lemparan dari arah massa ke polisi. Aksi itu pun dibalas polisi dengan dengan menembakkan water cannon ke arah peserta aksi. Kondisi semakin memanas karena massa terus melemparkan benda dan menembakkan kembang api ke arah aparat hingga terjadi penangkapan beberapa peserta aksi.